Momen Ultah Jokowi, Jogja Diwarnai Aksi Kritisi Pemerintah

Aliansi Rakyat Peduli Indonesia gelar aksi di DPRD DIY

Intinya Sih...

  • Massa aksi Aliansi Rakyat Peduli Indonesia mengkritisi pemerintahan Jokowi di DPRD DIY.
  • Koordinator aksi, Dani Eko Wiyono, menilai kebijakan pemerintah tidak berpihak kepada rakyat.
  • Mereka menolak kenaikan PPN, harga BBM, dan program Tapera serta menyampaikan kajian kepada DPRD DIY.

Yogyakarta, IDN Times - Massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Peduli Indonesia menggelar aksi yang mengkritisi pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo, di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DPRD DIY), Jumat (21/6/2024). Aksi ini juga berbarengan dengan hari ulang tahun Jokowi.

"Selamat ulang tahun Pak Presiden, terima kasih telah memporak-porandakan negara ini," teriak Koordinator Aksi, Dani Eko Wiyono. 

1. Jokowi dinilai membuat rezim carut marut

Momen Ultah Jokowi, Jogja Diwarnai Aksi Kritisi PemerintahAliansi Rakyat Peduli Indonesia menggelar aksi yang mengkritisi pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo, di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DPRD DIY), Jumat (21/6/2024). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Dani menilai bahwa Jokowi telah membuat rezim hari ini carut-marut. Berbagai kebijakan dinilai tidak berpihak kepada rakyat, dan menimbulkan masalah. Seperti kebijakan di bidang kesehatan, Tapera, Omnibus Law Cipta Kerja, dan yang lainnya. "Kita harap pemerintah mendengarkan," ungkap Dani.

Dani mengatakan percuma jika menuntut Jokowi turun, pasalnya pemerintahan Jokowi hanya menyisakan beberapa bulan lagi. "Kami menginginkan tidak ada lagi dinasti, dia telah merusak konstitusi negara ini," ujar Dani.

Dia menilai Mahkamah Konstitusi (MK) dan Mahkamah Agung (MA) dimainkan. "Semua telah disusupi oleh orang-orang mereka. Padahal kita punya hak konstitusi yang sama," ujar Dani.

2. Berbagai masalah disoroti aliansi

Momen Ultah Jokowi, Jogja Diwarnai Aksi Kritisi PemerintahAliansi Rakyat Peduli Indonesia menggelar aksi yang mengkritisi pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo, di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DPRD DIY), Jumat (21/6/2024). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Aliansi Rakyat Peduli Indonesia pertama menyoroti wacana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen. Kenaikan PPN tersebut akan membebani pengusaha, konsumen serta buruh/pekerja, karena dana yang seharusnya bisa digunakan kesejahteraan buruh dan konsumen mendapat barang yang murah, malah dijadikan pendapatan pajak oleh pemerintah. "Maka kami sepakat menolak kenaikan pajak," kata Dani.

Selain itu, Aliansi Rakyat Peduli juga menolak isu kenaikan harga BBM. Kemudian, mereka juga menolak program Tapera yang belakangan mendapat sorotan dan kritik dari masyarakat luas. Kebijakan tersebut dianggap memberatkan pekerja karena diwajibkan ikut dalam kepesertaan Tapera. "Iuran peserta Tapera pun cukup besar dengan penghitungan ad valorem atau persentase dari gaji atau upah," ucap Dani.

Baca Juga: Demo Tapera di DPRD DIY Ricuh, Peserta Aksi Alami Bocor Pelipis

3. Kajian akan diserahkan ke pusat

Momen Ultah Jokowi, Jogja Diwarnai Aksi Kritisi PemerintahAliansi Rakyat Peduli Indonesia menggelar aksi yang mengkritisi pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo, di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DPRD DIY), Jumat (21/6/2024). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Selain itu, Aliansi Rakyat Peduli Indonesia juga menyerahkan kajian kepada DPRD DIY, mulai dari kajian mencabut UU Omnibus Law–Cipta Kerja, kajian darurat kesehatan, kajian menolak starlink, kajian melihat Indonesia, dan kajian kembali pada UUD 1945 Asli–non amandemen.

Sekretaris DPRD DIY, Imam Pratnadi, mengatakan pihaknya akan menyampaikan ke fraksi di DPRD DIY dan akan dilanjutkan ke pusat. Pasalnya kebijakan yang dikritisi massa aksi merupakan kebijakan pusat. "Fraksi akan menyampaikan ke pusat, karena itu kebijakan pusat," ujar Imam.

Baca Juga: Majelis Pekerja Buruh di Jogja Tolak Iuran Tapera: Memberatkan Pekerja

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya