Masalah Air dan Pupuk Menambah Beban Petani di Sleman
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Petani di Kabupaten Sleman mengeluhkan El Nino menurunkan hingga 50 persen produksi padi pada tahun 2023.
"Penurunan sampai bisa banyak 50 persen lebih. Banyak yang gagal panen. Mungkin karena El Nino salah satu faktornya," ungkap Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tirto Sembodo Tirtomartani, Kalasan, Janu Riyanto, Jumat (26/1/2024).
1. Cuaca menjadi tantangan petani
Dijelaskan Janu, akibat gangguan cuaca waktu tanam padi menjadi terganggu. Jika masih ada yang bisa dipanen, hasilnya tidak bisa maksimal.
"Pengaruhnya besar, karena pada waktu musim tanam itu gak ada air. Banyak tumbuh gulma. Otomatis tidak maksimal penyerapan, sehingga hasilnya pun kurang. Belum lagi serangan burung pipit," ungkap Janu.
2. Pupuk menjadi kendala tambahan yang dirasakan petani
Janu menyebut pupuk menjadi permasalahan tambahan yang dirasakan para petani. Distribusi pupuk yang kerap terlambat membuat pertanian menjadi terganggu. Sementara stok yang dimiliki petani terbatas.
"Kadang-kadang terlambat, petani saatnya memupuk mau ambil tidak bisa, karena alasannya belum sampai di pengecer. Kemarin akhir tahun itu habis pupuknya, karena digunakan diawal oleh petani," ungkap Janu.
Baca Juga: El Nino hingga Pembangunan Turunkan Angka Produksi Padi
3. Harapan para petani
Menghadapi berbagai permasalahan yang dialami, petani berharap adanya dukungan pengairan yang lebih baik ke lahan pertanian. "Harapan kami air itu dijamin terutama saat kemarau, harus ada sumur ladang," ujar Janu.
Selain itu untuk permasalahan pupuk, menurutnya bisa dilakukan kombinasi antara pupuk organik dan kimia. "Untuk bantuan benih kami berterima kasih, tapi harapan kami mutunya semakin baik," ujar Janu.
Baca Juga: Kopi Padasan, Kafe dengan Pemandangan Sawah dan Gunung Merapi