Manfaatkan Maggot, Warga Jogja Kelola Mandiri Sampah 15 Ton Sebulan

Budidayakan maggot untuk kelola sampah

Intinya Sih...

  • Debu Agung mengelola Ndalem Maggot Sawo untuk mengolah sampah organik secara mandiri di Yogyakarta.
  • Budidaya maggot yang dikelolanya mampu mengolah hingga 15 ton sampah organik per bulan.
  • Maggot hasil pengelolaan sampah dapat digunakan sebagai pakan unggas atau ikan, serta menghasilkan daging ayam dan lele yang lebih berkualitas.

Yogyakarta, IDN Times - Berawal dari keresahan terhadap permasalahan sampah di Kota Yogyakarta, salah satu warga RW 04 Kelurahan Cokrodiningratan, Kemantren Jetis, ini berinisiatif mengolah sampahnya secara mandiri. Warga tersebut bernama Debu Agung, pengelola Ndalem Maggot Sawo. 

Dengan memanfaatkan halaman rumah milik sang kakek yang terbengkalai, ia bersama keluarganya berinisiatif untuk mengolah sampahnya dengan menggunakan maggot. "Awalnya saya belajar dari internet dan media sosial. Lalu kami beranikan diri untuk mencoba mengolah sampah dengan cara budidaya maggot," katanya, Jumat (12/7/2024).

1. Budidaya maggot mampu mengolah hingga 15 ton sampah per bulan

Manfaatkan Maggot, Warga Jogja Kelola Mandiri Sampah 15 Ton SebulanPengelolaan sampah dengan budidaya maggot, di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)

Seiring berjalannya waktu, budidaya maggot yang dikelolanya ini mampu mengolah hingga 15 ton sampah organik per bulan. Selain menerima sampah organik dari warga sekitar, ia juga mendapat kiriman sampah organik dari pasar-pasar di Kota Yogyakarta

"Awal mulanya 100 kg sampah per hari. Kemudian dari DLH Kota Yogya dibantu 50 kg, besoknya dibantu lagi 250 kg. Seiring berjalannya waktu alhamdulillah sehari bisa 500 kg. Berarti sebulan kita bisa mengolah sampah sebanyak 15 ton,” ucapnya.

2. Proses budidaya maggot

Manfaatkan Maggot, Warga Jogja Kelola Mandiri Sampah 15 Ton SebulanPengelolaan sampah dengan budidaya maggot, di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)

Dijelaskannya, dalam proses budidaya maggot, pihaknya lebih dulu menampung sampah organik warga. Kemudian sampah tersebut harus dicacah, serta dihaluskan, agar mudah diserap oleh maggot yang sudah ditempatkan di ruangan khusus.

"Dicacah ini untuk mempercepat maggot memakan sampah organik. Sampah organik yang telah terkumpul lalu diolah menjadi kompos kasgot dengan bantuan maggot dari Black Soldier Fly (BSF) yang kami ternakkan," jelasnya.

Agung mengungkapkan hasil dari pengelolaan sampah dengan metode maggot tersebut dapat memberikan banyak nilai tambah. "Selain maggot mampu memakan dan mengurai sampah organik. Maggot pun bisa untuk pakan unggas atau ikan," tandasnya.

Agung juga telah melakukan eksperimen dengan mengurangi pelet saat memberi makan ayam dan diganti menggunakan maggot dengan perbandingan 70 persen maggot dan 30 persen pelet. Hasilnya, ayam yang diberi makan dengan komposisi maggot lebih banyak, ayam tersebut lebih cepat gemuk.

"Bahkan lele yang kami beri makan maggot dagingnya lebih keset dan lebih gurih. Jadi sementara maggot ini belum kita jual, masih kita pakai sendiri," bebernya.

Baca Juga: Buang Sampah Organik dan Anorganik di Kota Jogja Bakal Dijadwal

3. Bisa menjadi contoh yang lain untuk kelola sampah

Manfaatkan Maggot, Warga Jogja Kelola Mandiri Sampah 15 Ton SebulanPj. Walikota Yogyakarta, Sugeng Purwanto. (IDN Times/Daruwaskita)

Penjabat Wali Kota Yogya, Sugeng Purwanto sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Agung dan keluarga. Menurutnya keberadaan Ndalem Maggot Sawo merupakan salah satu alternatif untuk pengolahan sampah organik.

Selain itu, lanjutnya, keberadaan Ndalem Maggot Sawo dapat menjadi motivasi agar masyarakat Kota Yogyakarta dapat mengolah sampahnya secara mandiri dan dapat dijadikan sesuatu yang bermanfaat. “Ini sangat luar biasa karena bisa menjadi alternatif dan menjadi percontohan untuk warga lainnya untuk mengolah sampah organik dengan cara maggot," ujarnya.

Pihaknya pun menegaskan bahwa Pemkot Yogyakarta terus berupaya untuk menumbuhkan peran masyarakat dalam mengelola sampah organik secara mandiri berbasis masyarakat atau komunitas.

Baca Juga: Mahasiswa FEB UGM Kembangkan Permainan Edukatif Pengelolaan Sampah

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya