Langka, Prodi Pengobatan Tradisional Indonesia Ada di UNY

Harapan agar pengobatan tradisional tetap lestari

Sleman, IDN Times - Program studi (prodi) maupun jurusan Pengobatan Tradisional Indonesia (PTI) di perguruan tinggi terbilang langka. Salah satu yang membuka prodi tersebut adalah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Pembukaan prodi ini salah satunya didasari harapan melestarikan pengobatan tradisional.

Prodi D4 PTI itu resmi dibuka pada 15 Februari 2021 lalu, masuk dalam Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK). Lahirnya Prodi PTI sebagai upaya memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan yang semakin meningkat. Pembukaan prodi ini juga didasari oleh harapan melestarikan pengobatan tradisional.

1. Upaya meningkatkan kesehatan masyarakat

Langka, Prodi Pengobatan Tradisional Indonesia Ada di UNYIlustrasi jamu. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Koordinator Program Studi (Korprodi) D4 PTI UNY, Ali Satia Graha, mengharapkan dengan adanya program ini bisa membantu pemerintah pada bidang kesehatan. "Meningkatkan kesehatan, kebugaran untuk masyarakat Indonesia," ujar Ali, Jumat (18/8/2023).

Selain itu, adanya Prodi PTI diharap bisa mendukung para medis dalam memulihkan, merawat pasien. Tidak hanya itu, pengobatan tradisional dan pengembangannya diharap juga bisa terus tumbuh.

"Kita harus bisa melestarikan pengobatan tradisional. Makannya pengembangan penelitian, supaya lebih lagi, karena banyak yang belum tercatat dan diteliti," harap Ali.

2. Dorong adanya wirausahawan pada ramuan tradisional

Langka, Prodi Pengobatan Tradisional Indonesia Ada di UNYD4 Pengobatan Tradisional Indonesia UNY. (Dok. Istimewa)

PTI memang disiapkan untuk mencetak tenaga ahli dalam bidang terapi masase untuk kebugaran, bayi, ibu hamil dan pasca melahirkan, serta untuk perawatan tubuh, terapi olahraga untuk cedera pada olahraga, memperkuat otot sendi, membantu menjaga kebugaran tubuh. Selain itu, lulusannya juga mampu untuk membuat dan mengembangkan obat-obatan herbal yang layak serta aman untuk dikonsumsi.

Meski banyak peluang kerja bagi lulusan PTI, seperti menjadi tenaga pembantu medis, bekerja di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) atau Kemenpora, ahli masase dan terapi olahraga bagi para atlet atau masyarakat. Namun, Ali mendorong lahir pula wirausahawan dari lulusan PTI.

"Wirausahawan obat-obatan tradisional seperti jamu, rempah-rempah dan masih banyak lagi. Sehingga membantu menciptakan lapangan kerja baru sesuai dengan keahlian yang dimiliki," ungkapnya.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Seputar Jurusan Sains Data, Prospek Menjanjikan

3. Minat untuk masuk Prodi Pengobatan Tradisional Indonesia

Langka, Prodi Pengobatan Tradisional Indonesia Ada di UNYIDN Times

Ali menyebut meski terbilang prodi baru, namun jumlah peminat sudah cukup banyak. Namun, diakuinya untuk saat ini memang masih perlu untuk sosialisasi lagi.

"Alhamdulillah, kita buka 1 kelas. Setiap angkatan atau kelas, kisaran 30 - 40 orang. Banyak peminatnya, tapi banyak yang belum paham, karena baru ada dua untuk Perguruan Tinggi yang membuka pengobatan tradisional satu Unair, dua UNY," kata Ali.

Terkait pengajar di Prodi ini, menurut Ali sudah diatur pihak Fakultas. Untuk pemenuhan tenaga pengajar ke depan, menurutnya seiring sejalan dengan pengembangan keilmuannya. "Ini terus dikembangkan," ungkap Ali.

Baca Juga: Calon Guru, Ini 7 Ilmu yang Dipelajari di Jurusan Pendidikan

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya