Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Besar Prajurit Arak 7 Gunungan Besar  

Gunungan sebagai simbol pemberian dari raja kepada rakyat

Yogyakarta, IDN Times - Keraton Yogyakarta Hadiningrat menggelar Hajad Dalem Grebeg Besar pada Kamis (29/6/2023) rangka memperingati Idul Adha 1444 H/Tahun Ehe 1956. Pelaksanaan Grebeg Besar digelar dengan iring-iringan sebanyak 10 Bregada Prajurit Keraton yang mengawal tujuh buah gunungan.

Sebelum Grebeg Besar dimulai, terlebih dulu telah digelar gladi bersih prajurit pada Minggu (25/6/2023) yang berpusat di Plataran Kamandungan Kidul serta Hajad Dalem Numplak Wajik, Senin (26/6/2023), di Panti Pareden, Kompleks Magangan, Keraton Yogyakarta.

 

 

1. Gunungan sebagai simbol pemberian dari raja kepada rakyat

Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Besar Prajurit Arak 7 Gunungan Besar  Peringati Idul Adha, Kamis (29/6/2023) Keraton Gelar Grebeg Besar Bregada Arak 7 Gunungan Besar (Herlambang Jati/IDNTimes)

Prosesi Hajad Dalem Numplak Wajik, dipimpin oleh Penghageng Urusan Keputren Keraton Yogyakarta, Nyi KRT Hamong Tedjonegoro. “Terdapat tujuh buah gunungan dalam Garebeg Besar tahun ini. Seluruhnya diarak menuju Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta hari ini. Sebelum diperebutkan warga, gunungan telah didoakan,” ujar Ibu Kanjeng, sapaan akrabnya.

Ia menambahkan bahwa gunungan merupakan simbol pemberian dari raja kepada rakyatnya. “Sri Sultan paring (memberikan) sodaqoh (sedekah) ,” jelasnya.

Adapun sedekah yang dimaksud terdiri dari hasil bumi, jajanan tradisional seperti gunungan dan wajik. “Setahun ada tiga kali pelaksanaan Garebeg yakni Garebeg Sawal (Idulfitri), Garebeg Besar (Idul Adha), dan Garebeg Mulud (peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW),” tambahnya.

2. Prosesi pelaksanaan grebeg besar

Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Besar Prajurit Arak 7 Gunungan Besar  Peringati Idul Adha, Kamis (29/6/2023) Keraton Gelar Grebeg Besar Bregada Arak 7 Gunungan Besar (Herlambang Jati/IDNTimes)

Pelaksanaan grebeg besar tahun ini dengan iring-iringan bregada prajurit dan tujuh gunungan tidak melintas Alun-alun Utara. Gunungan yang berada di Bangsal Pancaniti, Kamandungan Lor, dibawa oleh Narakarya melalui Regol Brajanala-Sitihinggil Lor-Pagelaran keluar melalui barat Pagelaran menuju Masjid Gedhe. Di Masjid Gedhe, setelah didoakan, ada dua buah gunungan yang dibawa menuju Pura Pakualaman dan Kompleks Kepatihan.

Penghageng Kawedanan Kaprajuritan KPH Notonegoro menyampaikan terdapat 10 Bregada Prajurit Keraton yang mengawal gunungan. “Sepuluh bregada tersebut yakni yakni Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Ketanggung, Mantrijero, Nyutra, Bugis, dan Surakarsa. Bregada Bugis mengawal gunungan hingga Kepatihan. Sementara gunungan untuk Pura Pakualaman dikawal oleh Prajurit Pura Pakualaman yakni Dragunder dan Plangkir,” jelas Kanjeng Noto, sapaannya.

Adapun seperti Grebeg Sawal lalu, sekelompok Abdi Dalem Mataya (penari) Kridhamardawa dilibatkan menjadi bagian dari Prajurit Nyutra Towok. “Keterlibatan ini merupakan sebuah pengingat bahwasanya prajurit Nyutra dulunya beranggotakan para penari Keraton yang mengawal Sultan dengan menari tayungan selama prosesi,” tutup Kanjeng Noto.

Baca Juga: Makna Garebeg Sawal, Wujud Syukur Keraton Yogyakarta

3. Jenis-jenis dan makna gunungan yang dibagikan

Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Besar Prajurit Arak 7 Gunungan Besar  Peringati Idul Adha, Kamis (29/6/2023) Keraton Gelar Grebeg Besar Bregada Arak 7 Gunungan Besar (Herlambang Jati/IDNTimes)

Seperti pelaksanaan grebeg pada umumnya, terdapat lima jenis gunungan yang dibagikan. Kelima jenis itu adalah Gunungan Kakung, Gunungan Estri/Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Dharat, dan Gunungan Pawuhan. Gunungan tersebut akan dikeluarkan secara berurutan dari Keraton.

Baca Juga: Yuk, Jalan-jalan di Kampung Wisata di Kawasan Keraton Yogyakarta   

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya