Hujan di Merapi, Pelaku Wisata Diminta Setop Atraksi di Kali Kuning

Wisatawan diimbau manfaatkan teknologi digital

Sleman, IDN Times - Libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 diperkirakan akan terjadi saat puncak musim penghujan. Dinas Pariwisata Sleman meminta di saat hujan di Merapi, tidak ada aktivitas wisata di Kali Kuning, hal ini mengantisipasi bahaya lahar dingin.

"Ketika ada informasi dari BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi), BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) ketika di hulu Merapi itu ada hujan lebat, kami harap Kali Kuning tidak ada atraksi objek wisata," ujar Kepala Dinpar Sleman, Ishadi Zayid, Jumat (15/12/2023).

1. Dikhawatirkan terjadi banjir lahar

Hujan di Merapi, Pelaku Wisata Diminta Setop Atraksi di Kali KuningAwan Panas Guguran Gunung Merapi. (Dok. Istimewa)

Dikhawatirkan Ishadi, meski di Kali Kuning tidak ada hujan, tetapi di hulu Merapi terjadi hujan dan berpotensi terjadi banjir. Oleh karenanya, ketika ada informasi di hulu Merapi terjadi hujan, diharap tidak ada aktivitas di Kali Kuning.

"Libur Nataru ini juga bersamaan hujan, puncak musim penghujan. Termasuk erupsi Merapi yang masih aktif, kondisinya juga fluktuatif. Harapannya SAR dan pelaku wisata berkomunikasi dengan baik. Harapannya tidak terjadi insiden di Nataru," ungkap Ishadi.

2. Kawasan Sleman utara jadi favorit wisatawan

Hujan di Merapi, Pelaku Wisata Diminta Setop Atraksi di Kali KuningPotret wisata jeep Merapi (instagram.com/jeepmerapiadventure)

Ishadi mengatakan wilayah di Sleman utara seperti kawasan Merapi, Kaliurang, Gardu Pandang, Kaliadem, wisata lava tour masih menjadi favorit wisatawan. Diharapkan dibarengi kewaspadaan, dan tetap menjaga keamanan.

"Menyambut wisatawan dengan sapta pesona, keamanan, kenyamanan, keramahan. Perlu mengantisipasi juga bencana hidrometeorologi," ungkap Ishadi.

Baca Juga: 9 Potret Nawang Jagad, Wisata Seru di Kaki Gunung Merapi

3. Wisatawan diimbau manfaatkan teknologi digital

Hujan di Merapi, Pelaku Wisata Diminta Setop Atraksi di Kali KuningSIMANTAB. (Dok. Istimewa)

Ishadi menghimbau wisatawan maupun pelaku wisata di Sleman bisa memanfaatkan aplikasi yang dikembangkan BPBD Sleman yaitu SIMANTAB (Sistem Informasi Sleman Tangguh Bencana). SIMANTAB dirancang sebagai media informasi kesiapsiagaan dan pelaporan bencana.

"SIMANTAB bisa menunjukan ada beberapa posisi aman lereng Merapi, hari ini, jam ini erupsi jarak luncur berapa kita tahu. Muncul di zona aman, zona tidak aman muncul," terangnya.

Melalui SIMANTAB masyarakat tidak hanya mendapat informasi bencana, juga bisa melaporkan kejadian bencana yang ada di sekitarnya.

Baca Juga: Wisata Batu Alien Cangkringan, Destinasi Unik dekat Merapi

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya