Harga Telur Ayam Ras Picu Angka Inflasi Bulan Mei

Komoditas hortikultura menahan laju inflasi

Yogyakarta, IDN Times - Laju inflasi bulanan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meningkat pada Mei 2023. Bulan ini inflasi didorong oleh kenaikan harga telur ayam ras.

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY pada Mei 2023 mengalami inflasi 0,35 persen (month to month atau mtm), lebih tinggi dibanding bulan April 2023 0,22 persen (mtm).

Secara tahunan, inflasi DIY tercatat 4,72 persen (year of year atau yoy), melandai dibanding bulan sebelumnya sebesar 5,14 persen (yoy). Dengan kondisi tersebut secara kumulatif mulai Januari hingga Mei 2023, inflasi DIY tercatat 1,63 persen (ytd).

"Meningkatnya inflasi pada bulan Mei 2023 didorong oleh kenaikan harga komoditas pangan, khususnya telur ayam ras dan aneka bawang serta kenaikan tarif angkutan," ungkap Kepala Bank Indonesia DIY, Budiharto Setyawan, Senin (5/6/2023).

1. Harga telur ayam ras naik

Harga Telur Ayam Ras Picu Angka Inflasi Bulan MeiIlustrasi telur ayam. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga telur ayam ras pada Mei 2023 berada pada kisaran Rp30.600/kg atau berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Rp24 ribu/kg. Naiknya harga telur ayam ras disebabkan oleh kenaikan harga pakan ayam yang berdampak pada biaya produksi telur di level peternak.

Selain itu, tingginya permintaan terhadap telur ayam ras juga terjadi di tengah momentum penyaluran bantuan sosial yang turut mengerek permintaan telur ayam ras. Untuk memitigasi berlanjutnya kenaikan harga telur, Pemda DIY bekerja sama dengan Pemerintah Kota/Kabupaten di DIY telah mengupayakan terjaganya ketersediaan pasokan telur baik yang diperoleh dari peternak lokal DIY, maupun hasil Kerja sama Antar Daerah (KAD) dengan Kabupaten Blitar.

"Selain itu selama bulan Mei 2023, TPID DIY telah memfasilitasi operasi pasar telur yang didukung dengan pemberian bantuan ongkos angkut," ujar Budiharto.

2. Aneka harga bawang juga mengalami kenaikan

Harga Telur Ayam Ras Picu Angka Inflasi Bulan Meiilustrasi bawang (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Selain komoditas telur, inflasi DIY pada Mei 2023 dipicu oleh kenaikan harga pada komoditas aneka bawang. Rata-rata harga bawang merah pada Mei 2023 sebesar Rp39 ribu/kg, melonjak signifikan dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar Rp32.700/kg. Begitu pula dengan rata-rata harga bawang putih yang naik menjadi Rp36 ribu/kg dari sebelumnya Rp32.300/kg pada April 2023.

Kenaikan harga aneka bawang dipicu oleh kurangnya pasokan di pasar sejalan dengan siklus periode masa tanam. Selain itu, komoditas rokok kretek filter melanjutkan kenaikan harga sebagai dampak transmisi kenaikan cukai rokok sebesar 10 persen yangg diberlakukan sejak 1 Januari 2023.

Hal sama terjadi pada kelompok transportasi khususnya tarif angkutan udara yang melanjutkan kenaikan harga pasca Idul Fitri dan seiring peningkatan aktivitas pariwisata DIY imbas perayaan hari libur keagamaan dan periode long weekend selama bulan Mei 2023.

Baca Juga: 325 Orang yang Terlibat Tawuran di Tamansiswa Dipulangkan

3. Komoditas hortikultura menahan laju inflasi

Harga Telur Ayam Ras Picu Angka Inflasi Bulan MeiTumpukan cabai rawit setan yang dijual di lapak pedagang blok G-14 Pasar Johar MAJT. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Kenaikan inflasi tertahan oleh turunnya harga kelompok komoditas hortikultura khususnya cabai rawit, pepaya, dan kembang kol. Data PHIPS menunjukkan, rata-rata harga cabai rawit merah di DIY pada Mei 2023 sebesar Rp32.950/kg, turun dari April 2023 yang mencapai Rp39.400/kg sejalan dengan berlangsungnya panen di beberapa wilayah DIY sehingga pasokan cabai rawit melimpah. Penurunan harga juga terjadi pada komoditas hortikultura lainnya, seperti buah dan sayur seiring tercukupinya pasokan.

Melandainya inflasi diharapkan terus berlangsung untuk mendukung perncapaian target inflasi 3 plus minus 1 persen. Dalam jangka pendek, TPID DIY akan terus melanjutkan upaya peningkatan pasokan baik melalui KAD intraprovinsi maupun dari luar daerah, peningkatan intensitas operasi pasar, optimalisasi lahan, pengembangan pertanian off season, serta terus melakukan monitoring implementasi kebijakan HET. Upaya tersebut dilakukan melalui sinergi TPID dengan berbagai pihak melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Baca Juga: Imbas Tawuran, Pot dan Kabel CCTV di Museum Tamansiswa Rusak

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya