4 Jam, Merapi Luncurkan 24 Kali Awan Panas hingga Jarak 4 Km

Sleman, IDN Times - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat ada 24 kejadian awan panas guguran (APG) pada Sabtu (11/3/2023) hingga pukul 16.00 WIB. Rentetan APG itu mulai terjadi pada pukul 12.12 WIB.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, mengatakan APG terekam di seismograf dengan amplitudo antara 25-70 mm dan durasi 128-458 detik. "Jarak luncur terjauh 4 km ke arah barat daya (Sungai Bebeng dan Krasak)," ujar Agus.
1. Hujan abu tipis sampai Kota Magelang
Pada saat kejadian, angin bertiup ke arah barat laut-barat. Dilaporkan terjadi hujan abu di sektor barat laut-utara dengan intensitas bervariasi. Hujan abu tipis dilaporkan mencapai Kota Magelang.
"Saat ini aktivitas vulkanik masih fluktuatif, beberapa kali terjadi guguran yang terdengar dari pos pengamatan gunung Merapi Babadan," ujar Agus.
2. Hujan abu dominan mengarah ke sektor barat laut-utara
Berdasarkan laporan oleh Pos Pengamatan Gunung Merapi, BPBD, serta relawan dan masyarakat di lereng Gunung Merapi, hujan abu secara dominan mengarah ke sektor barat laut-utara dengan intensitas bervariasi. Hingga pukul 15.30 WIB, titik terjauh jangkauan hujan abu berada di Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sejauh 33 km dari puncak Gunung Merapi.
Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Bebeng, Krasak sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Baca Juga: Sejumlah Lokasi Terdampak Abu Vulkanik Awan Panas Merapi
3. Hujan dapat memicu lahar
Agus mengatakan suplai magma baik dari dalam maupun dangkal masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya APG di dalam potensi daerah bahaya. "Hujan dapat memicu terjadinya lahar dan ketidakstabilan kubah lava. Masyarakat agar tidak beraktivitas di sungai dalam wilayah KRB ketika terjadi hujan di puncak Merapi," ujarnya.
Selain itu, Tebing barat laut masih terjadi pergerakan berdasarkan data EDM dan data drone. Namun kondisinya masih stabil. Tidak terbatas pada daerah potensi bahaya saat ini, dusun-dusun di KRB III termasuk di sektor barat-barat laut dihimbau melakukan upaya penguatan kapasitas menghadapi bencana Gunung Merapi melalui persiapan sarana-prasarana, pelatihan kesiapsiagaan dan simulasi-simulasi.
Baca Juga: Erupsi Merapi, Dispar DIY Akan Tutup Wisata di Radius Bahaya