Gelaran Pemilu 2024 Pacu Pertumbuhan Ekonomi Jogja Triwulan I

Wisatawan juga turut andil pacu ekonomi

Yogyakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta (BPS DIY) mencatat pertumbuhan ekonomi DIY triwulan I 2024 tumbuh 5,02 persen. Mobilitas masyarakat hingga gelaran Pemilu 2024, menjadi beberapa faktor pendongkrak pertumbuhan ekonomi di DIY.

"Perekonomian DIY triwulan I 2024 dibandingkan triwulan I 2023 tumbuh 5,02 persen (yoy)," ungkap Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, Senin (6/5/2024).

1. Gelaran pemilu pacu pertumbuhan ekonomi

Gelaran Pemilu 2024 Pacu Pertumbuhan Ekonomi Jogja Triwulan IIlustrasi Pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)

Herum mengatakan pertumbuhan ekonomi DIY tidak lepas karena aktivitas domestik yang terjaga. Mulai dari mobilitas masyarakat, jumlah penumpang angkutan rel naik 20,47 persen, meski angkutan udara sedikit turun 0,64 persen (yoy). Kemudian, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara naik sebesar 67,23 persen (yoy).

"Rangkaian kegiatan Pemilu yang masif, baik dilakukan oleh peserta maupun penyelenggara Pemilu. Peningkatan aktivitas lembaga keagamaan pada bulan Ramadan," ujar Herum.

2. Tunjangan hari raya dorong pertumbuhan ekonomi

Gelaran Pemilu 2024 Pacu Pertumbuhan Ekonomi Jogja Triwulan IIlustrasi THR (ANTARA FOTO/Akbar Nugraha Gumay)

Herum juga menyebut daya beli masyarakat juga meningkat, ditandai dengan inflasi yang terkendali. Inflasi bulan Maret 2024 tercatat sebesar 2,95 persen (yoy), sejak Januari 2024 selalu berada di bawah 3,00 persen.

"Nilai tukar petani tumbuh 5,52 persen (yoy). Pemberian THR bagi ASN/TNI/Polri/Pensiunan pada triwulan I 2024. Kalau di tahun 2023 itu cairnya di triwulan II, tapi untuk 2024 ini cair di triwulan I," ungkap Herum.

Baca Juga: Bursa Pilwakot Kota Yogyakarta: Putri Amien Rais hingga Pj Wali Kota

3. Aktivitas produksi hingga kondisi global

Gelaran Pemilu 2024 Pacu Pertumbuhan Ekonomi Jogja Triwulan IKepala BPS DIY, Herum Fajarwati. (Dok. Istimewa)

Herum menjelaskan dari sisi aktivitas produksi, ada dampak El Nino menyebabkan pergeseran masa tanam dan panen tanaman pangan (padi, jagung, ubi kayu), namun beberapa komoditas perkebunan (kelapa, cengkeh, kopi, kakao) meningkat. Kemudian ada juga peningkatan aktivitas produksi industri makanan, seiring peningkatan permintaan saat Ramadan dan persiapan Lebaran.

"Impor barang modal tumbuh 58,48 persen, sedangkan impor bahan baku/penolong turun 12,06 persen, dan impor barang konsumsi turun 11,38 persen (yoy). Pemakaian listrik tumbuh 11,11 persen, terutama didorong konsumsi listrik segmen bisnis yang tumbuh 11,74 persen (yoy)," jelas Herum.

Herum melanjutkan untuk perkembangan perekonomian global, pengetatan kebijakan moneter global memberikan dampak penurunan inflasi. "Kemudian konflik geopolitik masih membayangi ekonomi global dan patut diwaspadai. Nilai ekspor DIY naik 4,48 persen (yoy)," kata Herum.

Baca Juga: YIA Bandara Internasional Jateng-DIY, PHRI DIY: Dinpar DIY Jangan Diam

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya