DIY Tutup Tahun 2023 dengan Inflasi yang Terkendali

Konsumsi pangan saat Nataru picu inflasi bulan Desember

Yogyakarta, IDN Times - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat inflasi yang terkendali dalam range 3±1 persen. Inflasi DIY pada tahun 2023 berada pada level 3,17 persen (ytd), di bulan Desember 2023 tercatat sebesar 3,17 persen (yoy).

"Capaian inflasi ini menunjukkan upaya pengendalian inflasi telah dilakukan oleh TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) DIY berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang positif," ujar Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan DIY, Ibrahim, Rabu (3/1/2024).

1. Konsumsi pangan saat nataru memicu inflasi bulan Desember

DIY Tutup Tahun 2023 dengan Inflasi yang Terkendaliilustrasi cabai (pixabay.com/JillWellington)

Sesuai dengan siklusnya, melonjaknya wisatawan pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong peningkatan konsumsi, sehingga pemicu inflasi utamanya masih berasal dari kelompok pangan yakni cabai merah, bawang merah, tomat dan cabai rawit. Hasil produksi di beberapa daerah sentra penghasil cabai seperti Gunungkidul dan Sleman juga disalurkan ke daerah lain sehingga pasokan yang ada di DIY cenderung terbatas di tengah tingginya permintaan.

"Kondisi serupa juga terjadi pada komoditas bawang merah yang mengalami keterbatasan pasokan akibat belum mulainya musim tanam di sentra Kulon Progo dan Bantul, sehingga memicu peningkatan harga. Untuk memenuhi lonjakan permintaan, beberapa pasar di DIY mendatangkan stok bawang merah dari luar daerah sehinga harganya relatif tinggi. Sementara, faktor global turut mendorong kenaikan inflasi melalui peningkatan harga komoditas emas perhiasan," jelas Ibrahim.

2. Penahan laju inflasi di Desember 2023

DIY Tutup Tahun 2023 dengan Inflasi yang TerkendaliPangkalan resmi LPG 3 kg di Bandar Lampung. (IDN Times/Rohmah Mustaurida)

Laju inflasi pada Desember 2023 tertahan oleh komoditas daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga, daging sapi dan bensin. Penurunan harga daging ayam ras dan daging sapi terjadi karena pasokan yang masih terjaga. Lebih lanjut, deflasi pada komoditas bahan bakar rumah tangga disebabkan oleh penurunan harga LPG.

"Senada dengan hal tersebut, deflasi pada komoditas bensin juga disebabkan oleh penurunan harga minyak dunia yang direspon pemerintah dengan kebijakan penyesuaian harga BBM non subsidi (Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex) yang berlaku sejak November 2023," kata Ibrahim.

Baca Juga: Kejati DIY Selidiki 2 Kasus Dugaan Penyalahgunaan TKD di Sleman

3. Pastikan ketersediaan pangan

DIY Tutup Tahun 2023 dengan Inflasi yang TerkendaliKepala BI Kpw DIY, Ibrahim. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Untuk mengantisipasi risiko inflasi, Bank Indonesia bersama TPID DIY melakukan sinergi program kerja untuk memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif.

"Termasuk didalamnya melalui penguatan roadmap TPID DIY tahun 2024 serta meneruskan upaya-upaya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)," ujar Ibrahim.

Baca Juga: Daftar Kalender Event Wisata 2024 Journey to Wonderful Jogja

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya