Dinas Kebudayaan DIY Beri Kesempatan Sineas Muda Unjuk Gigi Karyanya

Disbud beri pendanaan film

Yogyakarta, IDN Times - Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Disbud DIY) berupaya terus mendukung lahirnya sineas muda. Di tahun 2024 Disbud DIY akan kembali membuka kesempatan para sineas di Jogja untuk menunjukkan karyanya.

Para sineas berkesempatan mengajukan ide ceritanya di tahun ini. Mereka yang terpilih akan mendapat dukungan pendanaan, di tahun 2023, para sineas muda mendapat pendanaan sebanyak Rp180 juta untuk setiap filmnya. Hingga saat ini sendiri sudah ada 120 film yang dilahirkan dari program ini.

1. Angkat kebudayaan dengan cara pandang yang berbeda

Dinas Kebudayaan DIY Beri Kesempatan Sineas Muda Unjuk Gigi Karyanyailustrasi permainan tradisional (istockphoto.com/Rifka Hayati)

Kurator Pendanaan Film Disbud DIY, Budi Irawanto, menjelaskan dalam proses seleksi program pendanaan film ini, hal yang utama perlu jadi perhatian adalah film harus mengusung identitas dan karakter tentang kebudayaan DIY. Meski begitu, kebudayaan yang diharapkan diangkat, tidak hanya sesuatu hal yang klise.

Film maker dituntut untuk bisa melahirkan hal yang baru, atau melihat kebudayaan dalam perspektif yang berbeda. Untuk film dokumenter juga perlu adanya riset yang matang dan mendalam.

"Kami meminta untuk memberi beberapa contoh footage yang sudah diambil. Dalam dokumenter itu sangat penting, kesiapan pembuat film tentang subjeknya," kata Budi yang juga Juri Festival Film Indonesia tahun 2024, dalam Talk Show Gala Premier Film Hasil Kompetisi Pendanaan 2023 di Hotal Grand Kangen Jogja, Sabtu (27/4/2024).

2. Portofolio jadi bagian yang penting

Dinas Kebudayaan DIY Beri Kesempatan Sineas Muda Unjuk Gigi KaryanyaGoogle image

Jika kriteria awal atau cerita sudah masuk, pertimbangan lainnya berupa pengalaman dan portofolio. Kurator akan lebih mempertimbangkan sineas yang sudah pernah terlibat dalam pembuatan film, bukan yang baru sedikit membuat film, atau bahkan belum pernah sama sekali. Kriteria ini tidak lepas untuk memastikan sineas yang lolos bisa menyelesaikan dengan kualitas dan standar yang bagus.

Pendaftar pendanaan film Disbud DIY bisa saja mengajukan segala konsep film, termasuk eksperimental. Namun perlu diingat, sineas perlu punya kemampuan untuk eksekusinya. Kurator akan mempertimbangkan kemungkinan suatu film bisa terwujud.

"Tapi kalau produksi film yang konvensional saja belum selesai, bagaimana mau mengerjakan yang eksperimental? Pernah ada proposal film musikal yang eksperimental. Itu akan susah, dan dengan dana yang ada mungkin kurang memadai," ungkap Budi.

Baca Juga: Sosok Joko Pinurbo, Penyair yang Membuat Jogja Jadi Romantis

3. Film yang terpilih di tahun 2023

Dinas Kebudayaan DIY Beri Kesempatan Sineas Muda Unjuk Gigi KaryanyaGala Premiere Film Hasil Kompetisi Pendanaan 2023, di Empire XXI, Jalan Urip Sumoharjo, Gondokusuman, Jumat (26/4/2024). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Pada tahun 2023 sendiri ada lima film yang lolos dalam program ini. Tiga film di antaranya berjenis fiksi yaitu Bakmi Kangen Rasa, Mancing Mayit, dan Suintrah. Sementara dua film lainnya berjenis dokumenter berjudul Lampahing Cakra dan Dolanan Kota.

Budi mengatakan secara umum semua film memenuhi ekspektasi para kurator. Ia menyebut karya yang lahir hasil dari kerja keras sineas dan supervisor. "Saya lihat film-film ini potensial, meski bukan target, untuk berpartisipasi di sejumlah festival film ke depannya, cukup layak untuk itu," kata Budi.

Sementara itu, Supervisor Pendanaan Film Disbud DIY, Bambang Utara Mukti, mengatakan ide cerita yang lolos perlu ada nilai yang kuat dan unik. Meski begitu tidak hanya itu, perlu juga ada capaian artistik dan unsur lainnya. Setelah lolos seleksi, proses supervisi dalam produksi film juga dinamis.

Dari lima supervisor, semuanya punya selera sampai sudut pandang yang berbeda. Begitupun dengan para sineas, punya keunikan yang beragam dalam proses produksi. "Kami menawarkan masukan-masukan ke sineas, ada yang langsung mengiyakan, ada yang masih berargumen. Dari supervisor juga menjalankan catatan kuratorial, yang turun dari masing-masing kurator," kata Bambang.

Baca Juga: Filosofi Sayur Lodeh Kluwih, Makanan Wajib Ada di Keraton Jogja

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya