Desentralisasi Pengolahan Sampah, Pemkot Jogja Maksimalkan Modul RDF

Sampah dijadikan bahan bakar

Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sedang memaksimalkan pelaksanaan desentralisasi pengolahan sampah. Pengolahan sampah nantinya akan memaksimalkan dua modul berupa Refuse Derived Fuel (RDF).

Upaya desentralisasi ini merupakan tindak lanjut kebijakan dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) agar pemerintah kabupaten/kota mengelola sampahnya secara mandiri. Diharapkan tidak ada lagi sampah yang dibuang ke TPA Piyungan.

1. Sampah diolah menjadi bahan bakar

Desentralisasi Pengolahan Sampah, Pemkot Jogja Maksimalkan Modul RDFHasil tangkapan layar video pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif/RDF (Dok. Kemenko Marves)

RDF nantinya digunakan sebagai bahan bakar batu bara yang dipergunakan untuk membuat semen. Dalam satu modul dapat digunakan maksimal di 20 ton sampah per harinya. Namun jika ada dua modul dan dua shift per harinya, maka sampah yang dapat diolah mencapai 80 ton per hari.

"Jika memungkinkan akan ada dua shift untuk mengolah sampah sebanyak 40 ton per hari maka diperkirakan 80 ton sampah dalam satu hari bisa diolah," kata Kabid Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko, beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, berat dari sampah juga mempengaruhi pengolahan sampah yang ada. Terutama saat ini Kota Yogyakarta ditimpa cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan hujan lebat. Hal ini berdampak pada volume sampah yang mengalami peningkatan akibat banyak sampah yang basah.

2. Ajak masyarakat pilah sampah

Desentralisasi Pengolahan Sampah, Pemkot Jogja Maksimalkan Modul RDFKabid Pengelolaan Persampahan DLH Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko. (Dok. Istimewa)

Haryoko mengajak masyarakat untuk memilah sampah agar sampah tidak terkena air hujan yang dapat mengakibatkan beban sampah yang dibuang ke TPA Piyungan semakin berat.

"Saat terkena air hujan, jumlah atau bobot sampah mengalami peningkatan. Karena kondisi sampah yang basah. Hal ini menambah beban kami saat dibawa ke TPA Piyungan yang saat ini semakin dibatasi," ucap Haryoko.

Tambahnya, saat ini Kota Yogyakarta dalam membuang sampah di TPA Piyungan sangat dibatasi tidak lagi 165 ton per harinya tetapi 145 ton per harinya. "Jumlah maksimal beban sampah yang dibuang ke TPA Piyungan akan terus berkurang. Kami juga berusaha untuk semua sampah tidak kehujanan baik di depo maupun di penampungan sampah. Oleh karenanya, kami mengajak masyarakat untuk tetap memilah sampah dan tidak membiarkan sampah dalam keadaan basah," ujarnya. 

Selain itu, Haryoko juga mengungkapkan, dalam upaya antisipasi adanya lindi pada sampah di depo, telah diupayakan dengan penyemprotan eco enzim untuk mengurangi bau yang diakibatkan dari sampah.

Baca Juga: Pemkab Sleman Bakal Kembangkan 2 Tempat Pembuangan Sampah Baru

3. Memaksimalkan program Mbah Dirjo

Desentralisasi Pengolahan Sampah, Pemkot Jogja Maksimalkan Modul RDFGerakan Mbah Dirjo di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)

Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, mengungkapkan dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, Kota Yogyakarta takkan mencapai zero sampah tanpa dukungan dari berbagai pihak. Sampah bisa terus ditekan dengan terus melakukan pengolahan sampah, salah satunya dengan program Gerakan Zero Sampah Anorganik (GZSA) dan gerakan Mengolah sampah dan limbah dengan biopori ala Jogja (Mbah Dirjo) yang dapat membantu menurunkan sampah yang dibawa ke TPA Piyungan.

"Program seperti Mbah Dirjo akan terus dikawal. Selain itu, pada pertengahan Tahun 2024 Kota Yogyakarta akan mengelola sampah secara mandiri dengan mengoptimalkan Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di Nitikan dan Karangmiri. Bahkan pengolahan sampah di Nitikan dapat maksimal hingga 30 ton per hari," ujarnya.

Singgih menambahkan, saat ini tercatat ada 29.843 titik Mbah Dirjo yang bisa dimanfaatkan oleh warga. Selain sebagai perubahan perilaku di masyarakat, adanya program ini akan dapat mengurangi sampah yang dibuang. Dengan memaksimalkan Mbah Dirjo, Kota Yogyakarta saat ini mampu mengurangi sampah dari rumah tangga sebanyak 50 ton per hari. 

Baca Juga: Pesta Pergantian Tahun di Pantai Parangtritis Sisakan 5 Ton Sampah

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya