Desainer Muda Unjuk Gigi di Jogja Fashion Week
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Gelaran Jogja Fashion Week (JFW) hadir di Jogja Expo Center mulai Kamis (9/11/2023) hingga hari ini, Minggu (12/11/2023). Mengusung tajuk Transformasi menuju Jogja Kota Fesyen Dunia, event ini semakin spesial dengan kiprah anak muda yang turut ambil bagian.
1. Desainer Gen Z turut ambil bagian
Salah satu desainer muda yang mengikuti event JFW tahun ini, Yumna Shiba (19), menorehkan prestasi di event internasional, seperti New York Indonesia Fashion Week (NYIFW).
Yumna Shiba memilih desain dengan gaya casual maskulin, feminin sporty, dan formal. Ia juga menampilkan laser Megamendung yang berasal dari Cirebon sebagai identitas brand Yumna Shiba.
Brand yang telah dibangun selama dua tahun ini melakukan pengembangan, pada desain untuk para riders dan berbagai desain lainnya. "Untuk sekarang kita sudah keluarkan tiga koleksi, bikers untuk para rider, The Fourth metamorfosis untuk orang kerja dan hangout," ujar Yumna, Minggu (12/11/2023).
2. Disperindag ajak desainer muda bergabung
Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti, yang sempat mengunjungi stan Yumna Shiba mengatakan para desainer sebagai pemeran utama dalam mewujudkan Jogja sebagai pusat fesyen dunia bisa mengikuti program yang dilakukan Disperindag.
"Kita banyak program untuk mewujudkan itu. Misalnya ada inkubasi bisnis, bisnis matching, bahkan beberapa pelatihan untuk mensupport bisnis fesyen baik ajang nasional maupun internasional," ucap Syam.
3. Sri Sultan yakin DIY miliki potensi fesyen yang besar
Sebelumnya, saat pembukaan JFW 2023, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut fesyen di DIY memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dan mampu meningkatkan perekonomian dengan signifikan. Fesyen akan menjadi kekuatan baru untuk pertumbuhan ekonomi.
"Saya merasakan dan melihat potensinya sangat besar, harapan saya fesyen menjadi kekuatan baru dalam pertumbuhan ekonomi di Jogja. Tanpa itu, tumbuhnya hanya 5,3 atau 5,6 saja harus ada potensi baru yang bisa memberikan nilai pertumbuhan (ekonomi) untuk bisa lebih dari 6 persen,” ungkap Sri Sultan.