Awas, Pertumbuhan Ekonomi masih Diwarnai Investasi dan Pinjol Ilegal  

Edukasi ekonomi sejak dini menjadi bagian penting

Sleman, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan pertumbuhan ekonomi secara nasional pada triwulan I 2024 mencapai 5,11 persen (yoy). Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pertumbuhan ekonomi paling tinggi dibanding provinsi lain di Pulau Jawa.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi mengingatkan di tengah sinyal positif masih terjadi penipuan pinjaman investasi. "Menimpa mulai mahasiswa, dosen, guru, pelajar, dan sebagainya. Termasuk dengan teknologi yang kerugiannya besar," ungkap Friderica saat membuka kuliah umum Jago Investasi Sejak Muda, Emang Bisa?, yang berlangsung di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Kamis (6/6/2024).

1. Tantangan pinjol ilegal hingga investasi bodong

Awas, Pertumbuhan Ekonomi masih Diwarnai Investasi dan Pinjol Ilegal  ilustrasi investasi (freepik.com/freepik)

Diungkapkan Friderica, penipuan pinjol ilegal hingga investasi bodong bisa menimpa siapa saja, tidak terkecuali kaum terdidik seperti mahasiswa. Berdasar data Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (PASTI), sudah menutup ribuan penawaran investasi ilegal, dan pinjol, dengan kerugian Rp140 triliun.

"Perencana keuangan sejak dini, literasi keuangan, pemahaman produk keuangan legal ilegal jadi penting dan krusial. Pemuda generasi penerus membangun Indonesia, jumlah Gen Z dan milenial lebih dari setengah penduduk Indonesia," ujar Friderica.

Diungkapkannya ada sejumlah tantangan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan generasi muda. Disebut Friderica, literasi dan inklusi keuangan generasi muda saat ini masih rendah dibanding rata-rata nasional.

Ia menyinggung banyak generasi yang mengutamakan gaya hidup dan konsumtif dibanding kebutuhan sesungguhnya. "Kenapa milenial harus paham keuangan, komunitas ini lebih rentan secara finansial untuk kesenangan dibanding menabung dan invesitasi. Banyak generasi muda pinjol karena konsumtif, atau legal untuk kepentingan tidak bijaksana, nonton konser belanja, wisata, yang penting instagramable, tapi ternyata dari pinjaman," ujarnya.

2. Pengenalan pengelolaan keuangan sejak dini jadi hal penting

Awas, Pertumbuhan Ekonomi masih Diwarnai Investasi dan Pinjol Ilegal  Kuliah umum Jago Investasi Sejak Muda, Emang Bisa?, yang berlangsung di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Kamis (6/6/2024). (Dok. Istimewa)

Head of Transaction Services PT Bank Jago Tbk, Widiarto Proboprasetyo menyebut pengelolaan keuangan yang baik perlu dilakukan sejak dini agar meminimalisir ketidakpastian dan ketidaktahuan untuk mempersiapkan masa depan. Saat ini semakin banyak aplikasi keuangan digital yang memudahkan generasi muda untuk mengelola keuangan. Salah satunya menggunakan Aplikasi Jago dengan fitur Kantong (Pockets) di dalamnya.

"Dalam mengelola kebutuhan nasabah, Jago App menggunakan fitur Kantong (Pockets). Nasabah dapat memisahkan uang ke pos-pos yang berbeda sesuai kebutuhan dan keinginan. Nasabah dapat membuat hingga 60 kantong, yang memiliki nomor rekening yang berbeda untuk setiap kantongnya. Ini memudahkan pengguna untuk mengatur dana masuk dan keluar langsung dari kantong yang diinginkan," ucap Widiarto.

Fitur Kantong disebut mempermudah dalam mengelola keuangan untuk masing-masing tujuan. Maka dana khusus untuk tujuan tertentu, misalnya tabungan untuk pengeluaran tiba-tiba, tabungan hasil side job, tabungan untuk beli kendaraan, tidak bercampur dengan tujuan lainnya. "Maka tujuan keuangan lebih mudah tercapai,” tutur Widiarto.

Baca Juga: Pengusaha di Jogja Mengaku Tak Keberatan Cuti Hamil hingga 6 Bulan

3. Kebutuhan hidup beragam, pengelolaan keuangan jadi bagian penting

Awas, Pertumbuhan Ekonomi masih Diwarnai Investasi dan Pinjol Ilegal  mata uang rupiah (Pixabay.com/IqbalStock)

Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Gumilang Aryo Sahadewo menyebut, Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang cukup besar. Untuk memenuhi hal tersebut, satu di antara syarat utama yang harus dipenuhi ialah produktivitas.

"Setelah menyiapkan manusia, kita siap dari sisi keterampilan dasar, SDM kita juga harus memiliki kompetensi dasar terkait literasi keuangan dan ada juga literasi investasi. Kita tidak memungkiri kebutuhan kehidupan akan semakin beragam sehingga penting sekali memiliki kemampuan pengelolaan keuangan serta investasi," ungkapnya.

Baca Juga: Mantan Wali Kota Yogyakarta Bicara Syarat Kriteria Seorang Pemimpin

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya