18 Ribu Siswa SMP di Gunungkidul Diedukasi Etika Komunikasi di Medsos

Ajari siswa SMP risiko potensi kekerasan di media sosial

Gunungkidul, IDN Times - Sebanyak 18 ribu murid jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kabupaten Gunungkidul, mengikuti kegiatan literasi digital nonton bareng, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Gunungkidul, Rabu (8/5/2024). Kegiatan yang mengusung tema 'Bebas Namun Terbatas: Berekspresi di Media Sosial', diharapkan dapat mencegah kekerasan di dunia medsos, dan generasi muda untuk memahami etika komunikasi di medsos.

Kegiatan yang digelar secara daring dari Kantor Dinas Pendidikan Gunungkidul tersebut juga merespon perkembangan media sosial belakangan ini. Data yang bersumber Datareportal.com (2023), menyebutkan jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 167 juta orang pada Januari tahun 2023. Jumlah pengguna aktif tersebut bahkan setara dengan 60.4 persen dari 276.4 juta masyarakat yang berada di Indonesia.

1. Para siswa diharap mengerti etika berkomunikasi di medsos

18 Ribu Siswa SMP di Gunungkidul Diedukasi Etika Komunikasi di Medsosilustrasi media sosial (Unsplash.com/dole777)

Siswa diajak untuk mengerti etika berkomunikasi serta risiko potensi kekerasan di dunia medsos, seperti cyberbullying, online seksual harassment, serta kemungkinan pelanggaran keamanan data yang berpengaruh pada privasi anak.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, Agus Subariyanta mengatakan, berkomunikasi melalui medsos, siswa harus bisa mengedepankan norma-norma Kebhinekaan. Indonesia memiliki keragaman khas budaya dan yang sangat banyak sekali. Oleh sebab itu, para siswa harus bisa menjaga etika saat berkomunikasi melalui medsos.

"Siswa harus paham akan, 4 pilar dalam berkomunikasi di medsos. Diantaranya, adalah digital skills, digital culture, digital safety, dan digital ethics. Keempat pilar tersebut, merupakan pedoman para siswa dalam bermedsos," ujar Agus.

Digital Skills, dimana para siswa dituntut dalam memahami, dan menggunakan perangkat keras. Digital Safety, siswa dituntut dalam mengenali dan menimbang kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. "Digital culture, siswa diharapkan bisa membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila, dan Bhineka Tunggal Ika, yang terakhir Digital Ethics, dimana siswa bisa mengembangkan tata kelola etika digital," kata Agus.

2. Jangan mudah terprovokasi dan termakan hoax

18 Ribu Siswa SMP di Gunungkidul Diedukasi Etika Komunikasi di Medsosilustrasi hoaks/hoax (IDN Times/Aditya Pratama)

Direktur CV. GIT Indonesia, M. Muzaqi mengatakan, dalam berkomunikasi dengan medsos perlu diketahui, kita sama juga berkomunikasi dengan dunia nyata. "Kita mesti menggunakan etika, karena dengan medsos kita bisa mengekspresikan diri kita," ucap Muzaqi.

Diharapkan siswa SMP, bisa menjunjung tinggi etika berkomunikasi di medsos. "Jangan mudah terprovokasi, termakan isu hoaks, dan harus bisa menjaga kultur budaya bangsa yang beraneka ragam, budaya, suku, ras dan bahasa," ungkapnya.

Baca Juga: 4 Beach Club Terbaru di Gunungkidul, Nikmati Pantai lebih Santai

3. Literasi digital di masyarakat terus ditingkatkan

18 Ribu Siswa SMP di Gunungkidul Diedukasi Etika Komunikasi di MedsosKegiatan literasi digital 'Bebas Namun Terbatas: Berekspresi di Media Sosial'. (Dok. Istimewa)

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat, terdapat 12.547 konten hoaks yang beredar di website dan platform digital mulai Agustus 2018 - Desember 2023. Konten tersebut diidentifikasi, diverifikasi, dan divalidasi oleh Tim AIS Ditjen Aplikasi Informatika.

Kepala Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Yogyakarta Kementrian Kominfo RI, Anton Susanto mengatakan, indeks literasi digital Indonesia pada 2023 berada di level 3,65 dari skala 1-5 poin. Angka ini termasuk kategori 'tinggi', dan angka ini meningkat selama 3 tahun terakhir.

"Upaya peningkatan literasi digital melalui SiberKreasi dan program kementerian komunikasi dan informatika lainnya menjadi penting untuk dilakukan. Terutama di sektor pendidikan, sebagai bentuk penyiapan mental dan pengetahuan bagi peserta didik. hal ini terlebih lagi adopsi media sosial di indonesia mencapai 137 juta pengguna dan generasi muda merupakan pengguna aktif," kata Anton.

Menurut Krisna Aditya dari Social Media Strategist Tular Nalar, saat ini dunia medsos dibanjiri oleh konten hoaks yang sangat meresahkan. Dalam hal ini para siswa SMP dituntut, agar lebih peka dalam menganalisis konten hoaks.
Program Gerakan Nasional Literasi Digital Indonesia 2020-2024 wajib dilaksanakan sebaik mungkin dan tepat sasaran. 

Baca Juga: 5 Daya Tarik Telaga Jonge Gunungkidul, Bayar Pakai Keping Kayu

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya