Sejumlah siswa SMAN saat pulang sekolah usai mengikuti PTM terbatas. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Sementara, Kepala Sekolah SMAN 1 Bantul, Ngadiya, membenarkan adanya siswa yang terpapar COVID-19 sehingga dilakukan tracing kontak erat. Ada 18 guru yang kontak erat dan saat ini menjalani isolasi di rumah untuk menunggu swab PCR dari puskesmas.
"Awalnya ada empat siswa dari kelas X hingga XII yang positif COVID-19. Kemudian di-tracing dengan hasil ada 18 guru yang kontak erat dan menjalani karantina. Dari 18 guru yang menjalani karantina sudah ada empat guru yang selesai menjalani karantina. Namun tetap saja akan ditindaklanjuti dengan swab PCR," ungkapnya.
Namun, Ngadiya membantah guru yang menjalani isolasi tetap mengajar di kelas. Ia menjelaskan, sang guru tetap mengajar dari rumah secara daring, sedangkan siswanya yang tidak termasuk kontak erat tetap masuk kelas untuk pembelajaran.
"Jadi guru yang karantina itu mengajar dari rumah, kemudian siswa yang tidak masuk kontak erat masuk di kelas untuk belajar secara daring bersama-sama," ungkapnya.
Pihaknya juga memberlakukan PTM 50 persen yakni 50 persen siswa belajar di sekolah mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.30 WIB (sesi pertama) sedangkan 50 persen lagi belajar di sekolah mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.
"Jadi umpamanya satu kelas, siswanya kita bagi separuh masuk pagi, separuhnya lagi masuk siang. Siswa yang masuk adalah siswa yang tidak kontak erat dan tidak sakit. Kalau ada keluhan sakit diminta untuk mengikuti PJJ dari rumah saja," terangnya.