Klarifikasi tema diskusi diunggah di IG clsfhugm
Selain terkesan diperhalus, judul acara terakhir menghilangkan kata 'pandemi' di dalamnya. Nima membantah terlibat penggantian tajuk ini. Dirinya sedari awal memang berniat memaparkan pemakzulan secara umum saja. Tanpa melihat kondisi suatu negara.
Namun, dia tak menampik menyampaikan beberapa permintaan terkait poster yang viral di media sosial.
"Kalau terkait tema itu urusan panitia. Saya usul foto diganti dan saya akan beri hadiah buku bagi penanyanya. Hadiah buku saya tentang impeachment. Jadi nggak ada pembicaraan terkait Pak Jokowi dalam komunikasi dengan mahasiswa. Nah saya nggak tahu kenapa dimasukkan kata-kata pandemi di dalamnya (judul awal)," bebernya.
Dengan kesepakatan awal itulah, Nima bersedia memenuhi permintaan jadi narasumber. Apalagi, ia yakin panitia juga tak akan menjerumuskannya. Mereka sudah kenal dekat.
Dirinya juga tidak memprediksi materi diskusi yang nihil pretensi politik di dalamnya ini sampai berbuntut teror. Pasalnya, Nima menilai apa yang hendak dipaparkan itu merupakan kajian biasa di mata kuliah hukum tata negara. Kalaupun bernada kritik, memang sudah jadi tugas lembaga akademik sebagai penyeimbang kebijakan pemerintah.
Sama seperti ketika para akademisi menyuarakan kritik terhadap RUU KPK beberapa waktu lalu. "Ketika pemerintah mengatakan pakai jalur hukum, kami juga sudah mendaftarkan ke MK. Artinya prosedural saja," sambung dia.