Dwi mengatakan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat perlu diasah untuk mengurangi risiko ketika bencana gempa bumi terjadi. Oleh karena itu, pihaknya memprioritaskan untuk membuat Desa Tangguh Bencana (Destana) di sepanjang pantai selatan.
Hingga saat ini, ada 31 Destana dari 75 desa yang ada di Bantul. Di tahun 2024, Dwi Daryanto berharap semua desa yang ada di wilayah selatan Yogyakarta tersebut menjadi Destana.
“Desa Tangguh Bencana itu persyaratannya adalah desa itu harus memiliki rencana kegiatan, forum, dan peta rawan bencana sehingga masyarakat sudah paham siapa berbuat. Yang namanya panik itu kan spontan tapi kalau sudah sering dilatih, diberikan informasi tentang bagaimana upaya menyelamatkan mudah-mudahan panik itu tereduksi,” ujarnya.
Selain itu, program Sekolah Siaga Bencana juga dibentuk BPBD Bantul. Selain bangunan yang diupayakan tahan gempa, anak-anak pun diberi pemahaman soal bencana untuk meminimalisir risiko.