ilustrasi kerusuhan 1998 (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
Pada 5 Mei 1998, puluhan ribu mahasiswa dari sejumlah kampus di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan aksi demonstrasi di kampus Universitas Sanata Dharma (USD) dan dilanjutkan di Jalan Gejayan.
Merujuk pada skripsi yang ditulis oleh mahasiswa Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Angga Apip Wahyu Saputra dengan judul "Peranan Mahasiswa Yogyakarta dalam Perjuangan Reformasi di Indonesia (1998)", bentrokan tidak dapat terhindarkan kala sebagian mahasiswa memilih bertahan di Jalan Gejayan meskipun panitia secara resmi membubarkan aksi pada pukul 17.30 WIB.
Lalu, pada pukul 18.00 WIB, petugas keamanan pun membubarkan paksa dengan menyemprotkan gas air mata ke arah peserta aksi. Peserta yang panik mulai berlarian sambil membalas petugas dengan melempar batu. Lalu, petugas melakukan pengejaran dan mencari mahasiswa hingga ke perkampungan penduduk hingga malam.
Ketika bertemu dengan mahasiswa, petugas pun memukul dan menyeret mahasiswa. Setidaknya ada 15 peserta aksi yang mengalami luka, dan 10 peserta diamankan. Bukan hanya itu, penduduk pun juga turut menjadi korban pemukulan dan motor-motor yang di parkir di kampus IKIP Yogyakarta (Saat ini bernama UNY) maupun USD turut mengalami kerusakan.
Jelang tengah malam, ketegangan mereda dan penduduk di sekitar Gejayan dan Samirono ke luar rumah, membakar ban dan meletakkan berbagai benda di tengah jalan. Berbagai fasilitas umum seperti rambu rambu lalu lintas, tiang listrik, telepon umum dirusak dan diletakkan di tengah jalan.