Gegara PMK, Harga Ternak Anakan Sapi dan Betina Dewasa Anjlok

Bantul, IDN Times - Dampak terjadinya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tak hanya menyebabkan harga ternak untuk kurban melonjak tinggi. Bagi peternak yang menjual hewan pembibitan harus gigit jari, pasalnya harga hewan untuk pembesaran ataupun untuk pembibitan (ternak betina dewasa) menurun drastis.
1. Harga ternak nonkurban turun drastis
Salah satu pedagang hewan kurban di Bantul, Agus Sriyono mengatakan harga ternak nonkurban turun drastis sebab minimnya permintaan.
"Jadi dampak dari PMK untuk permintaan ternak kurban naik tajam, namun di sisi lain anakan sapi saat ini harganya jatuh bahkan peternak jarang membeli anakan sapi. Akibatnya harga jual jatuh," katanya, Senin (4/7/2022).
2. Harga anjlok, peternak tak jual anakan sapi dan betina dewasa
Menurutnya anakan sapi atau pedet usia 4 hingga 6 bulan biasanya laku dijual Rp10 juta per ekor, saat ini hanya dihargainya Rp6 juta per ekor. Sedangkan sapi betina indukan juga mengalami penurunan. Dari harga awal Rp18 juta per ekor turun menjadi Rp12 juta per ekor. Hal ini disebabkan para peternak tidak mau mengambil risiko, peliharaan mereka terkena PMK.
"Beruntung kalau laku, namun saat ini jarang pedagang ternak yang membeli anakan sapi maupun betina dewasa. Lha wong pasar hewan banyak yang tutup, mau dijual kemana," ungkapnya.
Saat ini peternak memilih menahan ternaknya dari pada dijual murah. "Ternak mau jual saat harganya kembali membaik, menunggu wabah PMK turun," ucapnya.
3. Jumlah penjual ternak di jalan turun drastis
Agus menambahkan jumlah pedagang ternak kurban yang berjualan di pinggir jalan menurun drastis, bahkan jarang ditemui. "Para sohibul sudah membeli ternak dari pedagang langganannya dan diambil saat akan disembelih saat Iduladha datang," turunnya.
Agus menambahkan harga stabil dikenakan bagi ternak kambing atau domba. Harga domba betina usia enam bulan Rp1,5 juta, sementara indukan masih di atas Rp2 juta tergantung kondisi dombanya.
"Harga kambing juga masih normal, belum ada penurunan. Justru ternak kambing pejantan untuk korban mengalami kenaikan dan itu wajar," tuturnya.