FOYB menggelar Forum Jaring Aspirasi di Rumah Makan Mertamu, Sleman, Kamis (4/9/2025). (Dok. Istimewa)
Terkait dengan ojol yang menjadi kambing hitam dalam aksi demonstrasi baru-baru ini, Rie menyebut kematian Affan Kurniawan yang menjadi korban dalam aksi demonstrasi, dimanfaatkan banyak pihak yang ingin menunggangi.
"Ojol menjadi kendaraan untuk membuat kerusuhan di Indonesia. Kami mengimbau kepada seluruh mitra ojol, aktivis, mahasiswa dan elemen masyarakat lain dalam melaksanakan penyampaian aspirasinya, agar tidak terpancing provokasi untuk melakukan tindakan-tindakan anarkis yang dapat mengganggu proses perjuangan dan mengagalkan upaya kita untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia karna adanya adu domba yang dibuat oleh pejabat-pejabat kotor di pemerintahan," tegasnya.
Pada kesempatan ini, Rie mendesak pemerintah untuk segera merumuskan dan mengesahkan regulasi yang adil dan berpihak pada kesejahteraan pengemudi ojol. Hal itu dikarenakan selama ini para pengemudi ojol beroperasi di tengah ketidakjelasan status ketenagakerjaan dan payung hukum.
"Hingga saat ini masih belum ada UU yang secara spesifik mengatur tentang pengemudi ojol di Indonesia. Pengemudi ojol beroperasi karena ada diskresi pemerintah agar dapat menyerap tenaga kerja," imbuhnya.
Rie juga menyoroti lemahnya status ketenagakerjaan dan ketidakjelasan perlindungan hukum bagi pengemudi ojol. Oleh karena itu, ia menuntut pemerintah untuk mengambil langkah cepat dalam merumuskan dan mengesahkan regulasi terkait layanan transportasi online yang memberikan kesejahteraan bagi pengemudi ojol di Indonesia dengan melibatkan perwakilan elemen pengemudi ojol dalam perumusannya.
Regulasi yang mengatur dan menaungi pengemudi ojol di negara lain sudah ada dan pengemudi ojol menjadi memiliki status dan payung hukum yang jelas. “Kami menilai bahwa ketidakadilan sistem aplikasi transportasi daring sudah berjalan terlalu lama. Para pengemudi ingin menuntut mereka diakomodir dalam undang-undang yang mengatur kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi pengemudi ojol di Indonesia,” sambung Rie.
Mitra ojol yang berjuang di jalan tidak bermimpi untuk mendapatkan kehidupan yang mewah, tetapi hanya berharap bisa terpenuhinya kebutuhan makan, kesehatan keluarga, serta pendidikan anak yang terjamin. "Itu saja sudah cukup membuat pengemudi ojol tetap setia menjadi bagian penggerak dari ekonomi digital Indonesia," papar Rie.