Rombongan kontingen yang berangkat dari dua titik berbeda ini punya caranya masing-masing dalam 'menghipnotis' para penonton. Beberapa di antaranya lewat seni garapan berupa kostum batik aneka warna kembang, hasil karya 20 Rintisan Kelurahan budaya Kota Yogyakarta.
Adapun kontingen yang akan menampilkan sajian kuliner khas kabupaten masing-masing, macam pecel dan jadah tempe. Di mana semua itu dipadu dengan kostum unik, koreografi ciamik, serta balutan kombinasi musik tradisional dan modern.
Di bagian rombongan lain, ada pula yang dikawal oleh Bregada Wiro Muhdo pembawa panji-panji FKY 2019, dibuntuti iring-iringan paseduluran angkringan silat.
Dinas Kebudayaan masing-masing kabupaten/kota pun seakan tak mau kalah dari para pegiat seni atau komunitas yang menjadi penampil. Sementara Bantul menampilkan adat tradisi upacara Jala Sutra, Kulon Progo mengerahkan 250 penari angguk.
Pada akhirnya, seluruh kontingen yang dilepas dari dua titik itu bertemu di kawasan nol kilometer, sebelum berlanjut ke depan Museum Sonobudoyo. Di situ pula berdiri panggung pembukaan FKY 2019, tempat dibukanya rangkaian festival yang berlangsung hingga 21 Juli 2019.
Lagu 'Bagimu Negeri' diiringi permainan gitar Eross 'Sheila on 7' menjadi awal dari pembukaan festival ini. Disusul tarian massal komposisi Kinanthi Sandhung oleh 100 penari dan sanggar seni Kinanti Sekar.
Puncak momen pembukaan sendiri ditandai dengan menekan tombol klakson pada mobil kayuh yang dipilih sebagai simbol dialog budaya massa dan budaya tradisi.