Pembina FKOR DIY tabur benih ikan di Sungai Balik, Pleret, Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)
Waljito melanjutkan, ormas di Yogyakarta yang sebagian besar bergerak untuk kemanusiaan banyak mendapatkan dukungan dari masyarakat, termasuk dari kalangan pengusaha. Oleh karenanya, mereka tidak sukar mencari sumber pembiayaan untuk kegiatan organisasi.
"Ya dengan kegiatan yang positif di bidang kemanusiaan, banyak pihak yang memberikan dukungan baik bantuan barang ataupun uang yang nantinya bisa disalurkan kepada masyarakat. Ndak ada istilah memalak pedagang, masyarakat kecil untuk operasional sebuah ormas. Bahkan anggota ormas rela bantingan untuk kegiatan sosial," ucapnya.
Di sisi lain, ormas yang terdaftar ke Kesbangpol kan setiap tahunnya juga dapat dana dari pemerintah.
"Pihak swasta juga sangat mudah diajak untuk bersinergi dan saling membantu," tambahnya.
Menurut Waljito, kalaupun ada gesekan pada ormas, umumnya justru terjadi dalam internal ormas itu sendiri, yang dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk tujuan tertentu. Namun, gesekan antarormas sangat kecil terjadi karena pimpinan ormas selalu berkomunikasi dalam wadah FKOR.
"Yang perlu diwaspadai itu adalah gesekan ormas yang keberadaan ormas itu bagian dari dari partai politik. Di Yogyakarta ketika parpol menggelar acara pasti ada gesekan antarormas pendukung parpol. Itu saja yang perlu kita waspadai," ujarnya.
Selain itu, kata dia, yang juga perlu diwaspadai adalah orang-orang yang memanfaatkan ormas untuk tujuan tertentu. Seperti gerakan antikemapanan, gerakan intoleransi, maupun yang menginginkan disintegrasi.
"Ya kita selalu menanamkan dan mengingatkan kepada ormas agar hati-hati dimanfaatkan orang yang tak bertanggung jawab itu," paparnya.