Yogyakarta, IDN Times - Suasana Gedung ex Bioskop Permata di Jalan Sultan Agung Nomor 17, Kalurahan Gunungketur, Kemantren Pakualaman, Kota Yogyakarta, tampak tidak seperti biasanya. Gedung yang sudah berdiri sejak 1940-an yang biasa tertutup rapat tersebut, tampak ramai pada Senin (14/11/2022) malam.
Rintik hujan tidak menghalangi orang untuk datang, beberapa orang terlihat menunggu di depan gedung. Tidak ada loket untuk pembelian tiket. Orang-orang tampak memindai QR code. Malam itu memang ada upaya ‘menghidupkan’ kembali Bioskop Permata, yang sudah tutup permanen pada 1 Agustus 2010 silam.
Bioskop Permata menjadi salah satu lokasi yang dipilih untuk memutar film-film pada Festival Film Dokumenter (FFD) 2022 ini. Bioskop ini dipilih tidak lepas karena sejarahnya. Bioskop Permata awalnya bernama Luxor, namun pada tahun 1958 pengelola tidak dapat melanjutkan usahanya. Sehingga diambil alih N.V Perfebi yang merupakan Perusahaan Peredaran Film dan Eksploitasi Bioskop Indonesia. Sejak saat itu Luxor berganti nama menjadi Bioskop Permata dan menjadi salah satu bioskop ternama di Yogyakarta.
Namun, seiring perkembangan zaman, dan munculnya bioskop-bioskop baru, Bioskop Permata tidak mampu lagi bertahan. Beberapa tahun sudah bioskop Permata tidak memutar film. Upaya perawatan tetap dilakukan, rehabilitasi aset yang dimiliki oleh Puro Pakualaman Yogyakarta itu, juga telah dilakukan pada tahun 2018–2019.