Pengamat Energi UGM Dukung Pertamina Naikkan Pertamax, Ini Alasannya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis bensin Pertamax (RON 92) menjadi Rp12.500 hingga Rp13.000 per liter mulai hari ini Jumat (1/4/2022), pukul 00.00 WIB.
PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) umum untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
1. Penetapan harga Pertamax ditentukan oleh mekanisme pasar
Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi berpendapat penetapan harga Pertamax ditentukan oleh mekanisme pasar. Oleh karena itu, harga yang ideal adalah harga yang sesuai dengan harga keekonomian.
"Kenaikan harga Pertamax saat ini memang harus dinaikkan mengingat harga minyak dunia sudah mencapai $ 130 per barel. Jika tidak dinaikkan beban Pertamina semakin berat. Kenaikan harga Pertamax oleh Pertamina menjadi Rp12.500 per liter mulai 1 April 2022 sudah tepat," ujarnya di Kampus UGM, Jumat (1/4/2022).
Baca Juga: Jadwal Pembicara Tarawih di Masjid Kampus UGM Ramadan 1443 H
Baca Juga: Produksi Padi Menurun Akibat Perubahan Iklim, UGM Kembangkan Gamagora
2. Proporsi konsumen Pertamax di Indonesia hanya berkisar 12 persen
Fahmi mengakui kenaikan harga Pertamax memicu inflasi, namun dalam batas kecil. Pasalnya proporsi konsumen Pertamax di Indonesia hanya berkisar 12 persen.
“Kenaikan harga Pertamax memang memicu inflasi, tetapi jangan sentuh dan menaikkan harga Pertalite yang proporsi konsumennya mencapai 76 persen. Penaikkan harga Pertalite tentu akan menyulut inflasi dan menurunkan daya beli rakyat," terangnya.
3. Konsumen Pertamax adalah golongan menengah ke atas yang menggunakan mobil dengan harga mahal
Menurutnya, konsumen Pertamax adalah golongan menengah ke atas yang menggunakan mobil dengan harga mahal. Jenis konsumen semacam ini, menurutnya jarang ditemui antrean panjang menjelang kenaikan harga.
“Saya kira tidak mudah bagi mereka akan migrasi ke Pertalite yang harganya lebih murah. Kenaikan ini tidak akan secara signifikan mendongkrak penjualan Pertamax Turbo, meski dengan harga sekarang menjadi semakin pendek selisihnya. Kedua jenis Pertamax ini tetap berbeda," imbuhnya.