Penambahan Kasus COVID-19 dan Pasien Sembuh Terbanyak dari Bantul  

Hasil tes swab 900 nakes di Kota Yogyakarta semuanya negatif

Kota Yogyakarta, IDN Times- Sebanyak delapan kasus positif COVID-19 bertambah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan COVID-19, Berty Murtiningsih melalui keterangan resminya menyatakan, penambahan tersebut menjadikan kasus di DIY per 14 Juli 2020 menjadi 387 kasus. 

Baca Juga: Kasus COVID di AS Tinggi, Donald Trump Nekat Buka Sekolah

1. Penambahan pasien paling banyak berasal dari Kabupaten Bantul

Penambahan Kasus COVID-19 dan Pasien Sembuh Terbanyak dari Bantul  Ilustrasi tenaga medis sebagai garda terdepan menghadapi pasien positif COVID-19. (IDN Times/Candra Irawan)

Berty menyebutkan penambahan delapan pasien positif COVID-19 itu, empat di antaranya berasal dari Kabupaten Bantul, yakni :

1. Kasus 383, perempuan  berusia 36 tahun. Memiliki riwayat kontak Kasus 359

2. Kasus 386, laki-laki berusia 39 tahun. Memiliki riwayat kontak Kasus 344

3. Kasus 387, laki-laki berusia 51 tahun. Merupakan hasil tracing Kasus 355

4. Kasus 388, laki-laki berusia 59 tahun. Merupakan hasil tracing Kasus 355

Sedangkan tiga kasus yang berasal dari Kabupaten Sleman, adalah:

1. Kasus 384, laki-laki berusia 42 tahun. Memiliki riwayat dari Balikpapan

2. Kasus 389, laki-laki berusia 60 tahun masih dalam penelusuran

3. Kasus 390, laki-laki berusia 26 tahun yang masih dalam penelusuran kontak

Serta satu tambahan pasien yang berasal dari Kabupaten Kulon Progo, yakni Kasus 385, perempuan berusia 47 tahun dengan riwayat kontak masih dalam penelusuran.

2. Pasien sembuh sebanyak sembilan orang

Penambahan Kasus COVID-19 dan Pasien Sembuh Terbanyak dari Bantul  Ilustrasi Corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Sedangkan jumlah pasien yang dinyatakan sembuh bertambah sembilan orang, sehingga total menjadi 304 orang. Dari keterangan Berty, dari sembilan pasien sembuh delapan di antaranya berasal dari Kabupaten Bantul, yakni: 

1. Kasus 340, perempuan berusia 30 tahun

2. Kasus 338, laki-laki berusia 49 tahun

3. Kasus 337, laki-laki berusia 17 tahun

4. Kasus 336, perempuan berusia 26 tahun 

5. Kasus 335, perempuan berusia 51 tahun

6. Kasus 331, perempuan berusia 70 tahun

7. Kasus 326, perempuan berusia 34 tahun

8. Kasus 339, laki-laki berusia 45 tahun 

Adapun pasien sembuh asal Sleman yakni Kasus 334, perempuan berusia 40 tahun.

3. Seorang PDP meninggal dunia

Penambahan Kasus COVID-19 dan Pasien Sembuh Terbanyak dari Bantul  unsplash.com/CDC

Selain itu, seorang PDP meninggal dalam proses laboratorium dan sudah dilakukan tes swab yakni pasien perempuan berusia 61 tahun berasal dari Kota Yogyakarta dengan riwayat penyakit diabates mellitus.

Sementara data dari rumah sakit rujukan, total orang dalam pemantauan (ODP) di DIY hingga mencapai 8.020 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) yang sudah diperiksa dengan tes swab atau usap tercatat 2.031 orang.

Dari jumlah PDP tersebut, 1.515 orang di antaranya dinyatakan negatif, sebanyak 387 orang positif di mana 304 orang di antaranya sembuh, dan sepuluh meninggal, sedangkan yang masih menunggu hasil 129 orang dengan 27 orang di antaranya telah meninggal.

4. Hasil tes swab 900 tenaga kesehatan di Kota Yogyakarta negatif

Penambahan Kasus COVID-19 dan Pasien Sembuh Terbanyak dari Bantul  Ilustrasi pengambilan sample swab (IDN Times/Indah Permata Sari)

Hasil tes usap yang telah dilakukan sekitar 900 petugas Puskesmas di Kota Yogyakarta seluruhnya menunjukkan negatif COVID-19.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tri Mardaya, meskipun seluruh tes usap menunjukan hasil negatif, namun petugas di puskesmas tidak boleh terlena. 

“Petugas di puskesmas ini tidak hanya tenaga kesehatan saja, tetapi seluruh orang yang sehari-hari bekerja di puskesmas. Semuanya sudah di tes dan hasilnya negatif,” kata Tri Mardaya seperti dilansir dari Antara. 

Sementara itu, Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan akan ada sebanyak 1.700 swab test yang dilakukan untuk tenaga kesehatan di Kota Yogyakarta. 

“Dari puskesmas akan dilanjutkan ke rumah sakit dan petugas lapangan seperti Satpol PP, Jogoboro, lurah, dan camat yang kerap melakukan kontak langsung dengan masyarakat luas,” katanya.

Namun pelaksanaan swab test tersebut masih menunggu koordinasi dengan Pemerintah Provinsi DIY.

Baca Juga: Pakar UGM: Perlu Ada Efek Jera bagi  Pelanggar Protokol COVID-19

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya