Kunjungan Paus ke Indonesia Bisa Berdampak ke Pariwisata DIY  

DIY miliki sejumlah objek wisata religi

Yogyakarta, IDN Times - Kunjungan pemimpin umat Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus ke Indonesia diyakini bisa berimbas pada kunjungan wisatawan mancanegara, termasuk ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY Bobby Ardiyanto, mengatakan masyarakat dunia bakal memperhatikan berbagai potensi yang ada di Indonesia, termasuk pariwisata di DIY setelah kunjungan Paus.

"Pariwisata di Bali, Yogyakarta, atau mungkin daerah-daerah yang lain di Indonesia akan dilihat masyarakat seluruh dunia," ujar Bobby, Kamis (5/9/2024).

Menurut Bobby, Yogyakarta bisa menyedot perhatian wisatawan asal Vatikan atau negara-negara Eropa lainnya, mengingat banyak destinasi wisata rohani atau religi umat Katolik yang bisa dikunjungi di wilayah ini.

Sejumlah wisata religi itu, antara lain Candi Ganjuran di Kompleks Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran, Bantul. Selain itu, ada pula Gua Maria Sendangsono di Kabupaten Kulon Progo yang dikelola Paroki Santa Maria Lourdes, serta beragam destinasi lain yang menarik dikunjungi.

 

 

1. Momentum masuknya wisatawan internasional

Kunjungan Paus ke Indonesia Bisa Berdampak ke Pariwisata DIY  Tugu Yogyakarta (Unsplash.com/jauzax)

Kunjungan Paus Fransiskus, kata Bobby, adalah momentum penting sebagai pintu masuk wisatawan internasional, sehingga tidak boleh terlewatkan. "Sehingga untuk menarik wisatawan dari Italia atau Filipina sebenarnya sangat mampu," ungkapnya dikutip Antara. 

Karena itu, dia menuturkan selama agenda kunjungan tokoh dunia itu di Tanah Air, kata dia, promosi pariwisata di Indonesia termasuk DIY perlu dioptimalkan.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan ketiga kalinya, setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989. Paus Fransiskus melakukan perjalanan apostolik ke kawasan Asia-Pasifik selama 3-13 September 2024, untuk mengunjungi empat negara, yakni Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Perjalanan selama 11 hari itu akan menjadi lawatan paling lama Bapa Suci berusia 87 tahun tersebut, sejak 11 tahun kepemimpinan atas Tahta Suci Vatikan.

2. Kementerian Pariwisata bisa memasifkan promosi

Kunjungan Paus ke Indonesia Bisa Berdampak ke Pariwisata DIY  Suasana di kawasan Malioboro, Yogyakarta, pada siang hari (IDN Times/Dewi Suci)

Bobby berharap Kementerian Pariwisata bersama pemangku kepentingan terkait mampu mengonversi momen kunjungan Paus menjadi satu pintu masuk promosinya Indonesia di level internasional.

"Pemda DIY juga dapat mengambil momentum ini menjadi satu promosi yang positif, sehingga ini benar-benar bisa menjadi 'trigger' (pemicu) untuk promosi pariwisata Yogyakarta ke depan," katanya.

Baca Juga: 5 Penginapan Murah Dekat Malioboro, Harga Mulai Rp150 Ribuan

3. Berharap penerbangan internasional di YIA bertambah

Kunjungan Paus ke Indonesia Bisa Berdampak ke Pariwisata DIY  Ilustrasi penumpang di Yogyakarta Internasional Airport (YIA) Kulon Progo. (Dokumentasi Angkasa Pura)

Demi menangkap potensi wisatawan mancanegara yang dipicu kunjungan Puas Fransiskus, Bobby berharap rencana penambahan penerbangan internasional di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) segera direalisasikan.

Menurut dia, tidak ada lagi alasan teknis untuk menunda rencana itu, sebab secara kapasitas YIA sudah lebih dari cukup.

"Memang dampak langsung kunjungan Paus Fransiskus saat ini belum ada bagi pariwisata DIY. Akan tetapi nanti pasti akan ada dampak yang luar biasa karena di manapun seluruh dunia pasti melihat perjalanan Paus ini," kata dia.

Baca Juga: 7 Lagu Tentang Jogja, Mondar Mandir di Media Sosial

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya