Gunung Merapi Alami Letusan, BPPTKG: Status Tak Berubah

Letusan Merapi terjadi pada Minggu pukul 14.12 WIB

Sleman, IDN Times - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut Gunung Merapi mengalami satu kali letusan dengan tinggi kolom tidak teramati terjadi pada Minggu (22/1/2023). 

1. Letusan Merapi terjadi pada Minggu pukul 14.12 WIB

Gunung Merapi Alami Letusan, BPPTKG: Status Tak Berubahilustrasi Gunung Merapi (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan, satu kali letusan Gunung Merapi teramati pada periode pengamatan Minggu (21/1/2024) pukul 12.00-18.00 WIB. "Teramati satu kali letusan, tinggi kolom dan luncuran tidak teramati," terang Agus dalam keterangan resminya, Minggu (21/1/2024). 

Agus menjelaskan erupsi di gunung api bisa berupa erupsi efusif berwujud guguran lava atau awan panas guguran maupun erupsi eksplosif atau letusan.

"Pada pukul 14.12 WIB ada indikasi ke arah eksplosif. Namun karena di kategori kegempaan di laporan magma tidak ada kategori erupsi, sehingga kami klasifikasikan menjadi letusan," ujarnya.

2. Awan panas guguran meluncur sejauh 2 ribu meter

Gunung Merapi Alami Letusan, BPPTKG: Status Tak BerubahAwan Panas Guguran Gunung Merapi, Jumat (5/1/2024). (Dok. Istimewa)

Selain teramati satu kali letusan, pada periode itu BPPTKG juga mencatat dua kali awan panas guguran meluncur dari Gunung Merapi ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 2 ribu meter.

Selama periode pengamatan itu, kata Agus, angin di Gunung Merapi bertiup lemah hingga sedang ke arah timur.

Baca Juga: Gunung Merapi Erupsi, Hujan Abu Vulkanik Sapu Klaten dan Boyolali

3. Status Merapi tak berubah

Gunung Merapi Alami Letusan, BPPTKG: Status Tak BerubahBalai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santosa

Gunung Merapi juga disebutkan mengalami satu kali gempa letusan dengan amplitudo 70 mm selama 239,64 detik, dua kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 42-70 mm selama 150,1-214,4 detik, 58 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-34 mm selama 25,28-147,16 detik, dan 11 kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-11 mm selama 5,92-9,12 detik.

Agus menyatakan BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Untuk mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, BPPTKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya," kata dia.

Baca Juga: Kurang dari 1 Jam, Gunung Merapi Luncurkan 6 Kali Awan Panas Guguran

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya