Dosen UGM Ingatkan Hewan dan Lokasi Sumber Antraks harus Diisolasi

Cermati kasus antraks yang timbul di Gunungkidul

Sleman, IDN Times - Dosen Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Nanung Danar Dono mengingatkan warga agar tidak menyembelih dan memakan hewan ternak yang mati karena sakit. Hal ini untuk mencegah penyebaran antraks.

1. Kuburan hewan mati yang ditenggarai terkena antrak, tidak boleh dibuka

Dosen UGM Ingatkan Hewan dan Lokasi Sumber Antraks harus DiisolasiIlustrasi lalu lintas ternak. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Menurut Nanung, daging bangkai tidak boleh dikonsumsi karena zoonosis bisa menular ke manusia. Jika ditemukan ternak hewan mati yang ditengarai terkena antraks, sebaiknya langsung dikubur atau dikremasi di lokasi.

"Jika tidak ada alat kremasi, maka dikubur saja ditimbun lalu disemen, tidak boleh dibongkar selamanya karena spora sangat awet, antidesinfektan sehingga penting adanya literasi dan edukasi agar kasus seperti ini tidak terulang kembali," katanya dalam keterangan tertulis, pada Selasa (12/3/2024).

 

2. Darah yang tercecer akan menyebarkan spora

Dosen UGM Ingatkan Hewan dan Lokasi Sumber Antraks harus Diisolasiilustrasi muntah darah (pexels.com/Karolina Grabowska)

Nanung menyarankan agar hewan yang mati karena sakit tidak dipindah ke tempat lain. Hewan mati mengeluarkan darah tercecer yang akan menyebarkan spora di sepanjang jalan. "Jika dipindah, besar kemungkinan spora tercecer ke mana-mana," ujarnya. 

Baca Juga: Dinkes Gunungkidul Ambil Sampel Darah Warga Diduga Terpapar Antraks

3. Hewan dan lokasi sumber antraks harus diisolasi

Dosen UGM Ingatkan Hewan dan Lokasi Sumber Antraks harus DiisolasiPetugas dari Dinkes Gunungkidul mengambil sampel darah dari warga yang diduga terpapar antraks.(Dok.Polsek Gedangsari)

Sementara Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Prof Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni menilai, munculnya kasus antraks di Kecamatan Gedamgsari, Gunungkidul disebabkan adanya spora dari bacillus anthracis yang bersumber dari hewan yang disembelih atau dari lingkungan ternak.

Ia menyarankan hewan yang terserang antraks maupun lokasi yang menjadi sumber antraks harus diisolasi. "Tidak boleh juga sembarang orang keluar masuk di wilayah tersebut dan hanya petugas yang sudah ditetapkan. Peternak perlu meningkatkan biosekuriti serta pengobatan pada hewan yang sakit serta memberi tambahan suplemen," ujarmya.

Hewan yang terjangkit bakteri antraks bisa diobati karena bakteri ini mudah mati jika diberi antibiotik, antiseptik, desinfektan pada suhu di atas 54 derajat Celcius selama 30 menit.

Baca Juga: 7 Ternak di Sleman Mati Diduga Antraks, Dagingnya Dikonsumsi Warga

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya