BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan di Jogja Terjadi Bulan Depan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta warga Daerah Istimewa Yogyakarta mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi saat puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada Februari 2024.
1. Data prakirakan hujan hingga Maret 2024
BMKG memperkirakan pada tiga dasarian ke depan atau dasarian III Januari hingga dasarian II Februari 2024, curah hujan di DIY diprediksi berkisar antara 20-150 mm dengan kriteria rendah-menengah.
Sementara Februari 2024, diprakirakan berkisar 151 sampai 500 mm atau kriteria menengah-tinggi dengan sifat hujan bervariasi mulai bawah normal hingga atas normal.
Pada Maret 2024, diprakirakan berkisar berkisar 201- 500 mm (kriteria menengah - tinggi), dan April 2024 diprakirakan berkisar 151-500 mm (kriteria menengah - tinggi).
2. Monsun Asia mulai aktif
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas mengatakan berdasarkan pengamatan gejala fisis dan dinamika atmosfer laut terkini menunjukkan angin di wilayah Indonesia selatan ekuator didominasi angin baratan yang mengindikasikan Monsun Asia, atau angin pembawa hujan mulai aktif.
Selain itu, Analisis Indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) dalam kategori El Nino menengah, Dipole Mode Indeks (DMI) dalam kategori dipole mode positif, dan Madden Julian Oscillation (MJO) aktif di perairan Samudera Pasifik.
"Analisis anomali suhu muka air laut di Perairan Selatan DIY tercatat 0.0 derajat Celsius sampai 1.0 derajat Celsius atau normal-hangat, dengan suhu berkisar antara 28-30 derajat Celsius," terang Rani dalam keterangan resminya, Senin (22/1/2024).
Baca Juga: Hujan Lebat dan Angin Kencang di Bantul, 51 Pohon Tumbang
3. Langkah antisipatif minimalkan risiko
Ia mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang selama periode musim hujan.
Perlu diwaspadai pada periode musim hujan bencana hidrometerologi seperti banjir, tanah longsor dan puting beliung yang berpotensi terjadi di daerah-daerah rawan bencana di wilayah DIY terutama di puncak musim penghujan," kata Rani.
Upaya antisipasi antara lain memangkas pohon-pohon rindang yang rentan roboh atau patah akibat angin kencang dan hujan lebat. "Membersihkan saluran-saluran air, menjaga kesehatan seiring dengan perubahan cuaca yang tidak menentu," ujar Reni.
Baca Juga: Sejarah Tersembunyi di Balik Gedung Putih BNI 46 di Kota Yogyakarta
Baca Juga: Hilirisasi Tak Maksimal, Ikan dari Nelayan Bantul Tak Sesuai Kebutuhan