Api Diam di Kubah Merapi, Ini Penjelasan BPPTKG

Sleman, IDN Times - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menerangkan api diam di area kubah lava barat daya Gunung Merapi merupakan fenomena wajar pada kubah lava gunung api yang sedang aktif.
1. Penampakan api diam berdasarkan pengamatan Senin (13/3/2023)
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan penampakan api diam itu berdasarkan pada pengamatan BPPTKG periode 13 Maret 2023 pukul 18.00 - 24.00 WIB.
"Api diam itu penampakan rona merah, biasanya akibat lava yang panas," ujar Agus Budi Santoso, Selasa (14/3/2023).
2. Selama 4 hari, Merapi keluarkan 81 kali awan panas guguran
Gunung Merapi Selasa (14/3/2023) meluncurkan 81 kali awan panas guguran. Pada periode pengamatan Senin (13/3/2023) terjadi 19 kali, Minggu (12/3/2023) menunjukkan 19 awan panas guguran, dan Sabtu (11/3/2023) tercatat 41 kali. Sedangkan untuk hari ini teramati dua kali guguran awan panas.
"Teramati dua kali awan panas guguran dengan jarak luncur 1.600 hingga 2.000 meter mengarah ke Barat Daya," kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, Selasa (14/3/2023) siang.
Baca Juga: Pertambangan di Gunung Merapi, Ancam Kehidupan 12 Jenis Mamalia
3. Status Merapi tetap siaga
BPPTKG saat ini masih mempertahankan status Siaga atau Level III yang ditetapkan sejak November 2020 silam. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas guguran yakni di Kali Woro sejauh 3 km dari puncak, Kali Gendol sejauh 5 km dari puncak.
Selain itu, potensi bahaya juga di Kali Boyong sejauh 5 km dari puncak, serta Kali Bedog, Krasak, Bebeng sejauh 7 km dari puncak. Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
BPPTKG juga mengimbau masyarakat mewaspadai bahaya lahar di alur sungai berhulu Merapi, terutama saat terjadi hujan di puncak gunung.
Baca Juga: Merapi Erupsi, Dinas Pariwisata Nyatakan Objek Wisata Aman Dikunjungi