Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri-Wakil Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon dan Giring Ganesha meminum jamu yang jadi WBTb Indonesia. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Menteri-Wakil Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon dan Giring Ganesha meminum jamu yang jadi WBTb Indonesia. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Intinya sih...

  • UNESCO akan mengakui tiga karya budaya Indonesia sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb).
  • Karya budaya yang akan diakui antara lain Reog Ponorogo, kebaya, dan kolintang.
  • Indonesia memiliki 13 karya budaya yang telah diinskirpsi UNESCO, dengan tanggungjawab besar untuk memastikan tetap hidup dan relevan.

Yogyakarta, IDN Times - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyebut UNESCO akan segera mengakui tiga karya budaya yang diajukan oleh Pemerintah Indonesia sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb). Ketiganya akan menambah daftar koleksi WBTb Indonesia yang saat ini berjumlah 13.

1. Tarian, busana dan alat musik tradisional

Menteri Kebudayaan Fadli Zon (tengah) saat membuka pameran Pekan Warisan Budaya Takbenda 2024 di Museum Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Fadli Zon menguraikan, ketiga karya budaya yang akan disahkan oleh UNESCO antara lain Reog Ponorogo, kebaya, dan kolintang.

"Segera dalam satu dua minggu ke depan, kita akan mendapatkan pengakuan untuk kolintang, untuk kebaya, dan juga untuk Reog Ponorogo," kata Fadli Zon di Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta, DIY, Sabtu (23/11/2024) malam.

Fadli Zon menjelaskan, kebaya adalah karya budaya yang menjadi usulan bersama dengan Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan Thailand. Sementara Kolintang, lanjutnya, merupakan pengajuan lewat skema extension bersama Mali, Burkina Faso serta Pantai Gading yang telah menginskripsikan karya budaya serupa bernama Balafon sebelumnya.

2. Pencapaian sekaligus tantangan besar

Intangible Cultural Heritage (ICH) Festival 2024 di Museum Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Mantan wakil ketua DPR RI itu mengatakan, apabila ketiganya diakui maka akan menambah daftar karya budaya Indonesia yang sudah diakui UNESCO. Sejauh ini, menurut Fadli, ada 13 karya budaya Indonesia yang telah diinskirpsi UNESCO, yakni wayang, keris, batik, pendidikan dan pelatihan batik, angklung, Tari Saman, noken, 3 genre Tari Bali, Pinisi, pencak silat, pantun, gamelan, dan Budaya Sehat Jamu.

"Pencapaian ini tentu menjadi kebanggaan, tetapi juga membawa tanggungjawab besar untuk memastikan bahwa budaya-budaya ini tetap hidup, relevan, dan dipraktikkan oleh generasi mendatang," tuturnya.

3. Warisan budaya takbenda nasional ada dua ribuan

Intangible Cultural Heritage (ICH) Festival 2024 di Museum Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Fadli Zon lanjut memaparkan bahwa mengacu data kementeriannya, kekayaan budaya Indonesia berupa cagar budaya yang berperingkat nasional berjumlah 228. Adapun warisan budaya takbenda yang sudah ditetapkan dalam tingkat nasional sebanyak 2.213 karya budaya.

"Indonesia, salah satu negara dengan keragaman budaya paling kaya di dunia. Dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah memiliki tradisi, kearifan
lokal, seni, dan praktik budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Warisan budaya takbenda
ini adalah bukti peradaban bangsa yang harus kita rawat bersama," tegasnya.

Melalui UU Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, kata Fadli Zon, kementeriannya mempunyai empat tugas dalam memajukan kebudayaan. Mereka adalah Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan.

Politikus Partai Gerindra itu pun memastikan komitmen Pemerintah RI untuk selalu mendorong pencatatan warisan budaya UNESCO.

"Hal ini bukan hanya untuk mendapatkan pengakuan internasional, tetapi juga memperkuat identitas nasional, melestarikan keberagaman budaya, dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui warisan budaya yang dikelola dengan baik," tutupnya.

Editorial Team