Menteri Kebudayaan, Fadli Zon di Museum Muhammadiyah, Kompleks UAD, Bantul, Senin (3/2/2025), pihaknya akan berinovasi melakukan pengembangan kemitraan dengan swasta hingga individu untuk menjalankan program-program kementerian, pasca pengetatan anggaran. (IDN TImes/ Tunggul Damarjati)
Sebagai wujud dukungannya, Fadli pribadi telah menyumbangkan salinan digital dari koleksinya berupa dokumen keputusan beserta bukti-bukti Presiden RI pertama, Sukarno sebagai Ketua Dewan Pengajaran Muhammadiyah saat masih di pengasingan Bengkulu tahun 1938-1940.
"Tanda tangannya Bung Karno waktu itu belum seperti tanda tangan ketika proklamasi, masih kelihatan ada 'C'-nya dan itu dikonfirmasi dan itu memang (tandatangan) aslinga, sudah dicek," imbuh Fadli.
Fadli juga berencana menyumbangkan koleksi lainnya berupa majalah Pantjaran 'Amal yang terbit di masa awal Muhammadiyah berdiri. Termasuk transkrip percakapan tokoh-tokoh Muhammadiyah dalam sidang BPUPKI tanggal 14 Juli 1945, memuat pandangan-pandangan dari Ki Bagus Hadikusumo dan figur lainnya.
Lebih lanjut, Fadli mengungkap kemungkinan lebih banyak pendirian museum bertemakan ormas keagamaan, khususnya Islam, seperti halnya milik Muhammadiyah atau Museum Islam Indonesia Kyai Haji Hasyim Asy'ari (MINHA) di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur yang proses revitalisasinya akan selesai dalam waktu dekat.
"Mungkin nanti ada museum lagi yang terkait organisasi-organisasi kemasyarakatan Islam, sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Saya kira memang harus ada representasi sejarah perjalanan peradaban Islam dari waktu ke waktu. Ini yang sekarang kita ingin tumbuhkan," pungkasnya.