Ilustrasi gempa (IDN Times/Sukma Shakti)
Menurut Sunarno, kepekaan alat EWS ini hanya dapat memonitor kejadian gempa di atas skala 4,5 SR di antara Aceh hingga NTT untuk lempengan Indo-Australia. Untuk memantau daerah dengan lempengan lain maka harus dipasang stasiun EWS di lempengan yang dipantau.
Alat pemantau gempa ini tersusun dari sejumlah komponen seperti detektor perubahan level air tanah dan gas radon, pengondisi sinyal, kontroler, penyimpan data, sumber daya listrik. Serta memanfaatkan teknologi internet of thing (IoT) di dalamnya. Mekanisme kerja alat ini dalam memprediksi gempa berdasarkan perbedaan konsentrasi gas radon dan level air tanah yang merupakan anomali alam sebelum terjadinya gempa bumi.
"Apabila akan terjadi gempa di lempengan, akan muncul fenomena paparan gas radon alam dari tanah meningkat secara signifikan. Demikian juga permukaan air tanah naik turun secara signifikan," paparnya.