Duka di Awal Tahun Ajaran, Siswi SMP di Bantul Diduga Akhiri Hidup

- Peristiwa bunuh diri siswi SMP di Bantul, menimbulkan duka yang mendalam bagi masyarakat dan pemerintah setempat.
- Wakil Bupati Bantul meminta guru dan pihak terkait untuk lebih peka terhadap kondisi mental siswa, serta menekankan pentingnya edukasi agama dan moral.
- Polisi belum mengetahui penyebab pasti korban mengakhiri hidupnya, namun peristiwa ini menjadi peringatan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab semua.
Bantul, IDN Times - Awal tahun ajaran baru di Kabupaten Bantul diwarnai kabar duka. Seorang siswi SMP berinisial ADK (15), warga Kapanewon Imogiri, diduga mengakhiri hidupnya sendiri di rumah pada Rabu (23/7/2025) sekitar pukul 06.10 WIB.
Peristiwa memilukan ini mendapat perhatian dari Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta. Ia mengaku sangat terkejut atas kejadian tersebut. "Saya sangat kaget. Dan bukan saya saja, namun hampir semua juga terkejut karena pelakunya masih anak-anak," ungkapnya, Rabu (23/7/2025).
1. Minta guru dan semua pihak lebih peka

Aris mengatakan, setelah mendapat kabar tersebut, ia langsung memerintahkan Disdikpora Bantul untuk mendatangi rumah korban dan mengumpulkan data secara menyeluruh. "Saya mendapatkan laporan bahwa anak tersebut ada masalah keluarga antara orang tua, ibu dan bapaknya. Kondisi ibunya yang mungkin tidak bisa diterima oleh si anak," ucapnya.
Merespons peristiwa ini, Aris meminta para guru di seluruh sekolah di wilayah Bumi Projotamansari, mulai dari SD hingga SMP, untuk lebih menekankan penguatan mental siswa. Ia juga menekankan pentingnya edukasi agama dan moral agar kejadian serupa tidak terulang.
"Di sekolah tentu saja ada konseling, ada BK istilahnya. Jadi, kami imbau kepada adik-adik (siswa) atau orang tua agar memanfaatkan layanan BK itu," terangnya.
2. Jadikan peringatkan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab semua

Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul, Nugroho Eko Setyanto mengatakan pihaknya sudah menerjunkan tim ke rumah korban untuk mencari data yang lebih lengkap. Namun terlepas dari itu kejadian itu menjadikan evakuasi bersama agar tidak terjadi kembali.
"Kejadian ini menjadi peringatan untuk masyarakat Bantul bahwa pendidikan itu adalah tanggung jawab semua. Di mana, pendidikan melibatkan peran dari sekolah, keluarga, dan lingkungan setempat," ucapnya.
3. Polisi belum mengetahui penyebab pasti korban akhiri hidup

Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widyana, mengatakan bahwa pihak kepolisian belum dapat memastikan penyebab korban mengakhiri hidupnya.
"Kita belum tahu penyebab pastinya namun korban mengakhiri hidupnya. Namun, dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, korban dan adik korban ditinggal oleh orang tuanya yang telah bercerai dan kesehariannya diasuh oleh kakek neneknya," ucapnya.
--
Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.
Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.
Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:
RSJ Amino Gondohutomo Semarang | (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor | (0251) 8324024, 8324025
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta | (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang | (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang | (0341) 423444
Selain itu, layanan konseling kesehatan jiwa juga tersedia di rumah sakit umum, puskesmas, biro psikologi, dan juga melalui online. terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu.