Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi)
Penyebutan Prof Ova Emillia bersama sejumlah nama dari beberapa universitas sebagai penerima sumbangan PCR, berawal dari pernyataan anak buah Menko Kemaritiman dan InvestasiLuhut Binsar Panjaitan Septian Hario Seto mengenai kronologi mengapa Luhut bisa dikaitkan dengan bisnis PCR. Dalam tulisannya, Seto menjelaskan dirinya yang mengusulkan kepada Luhut untuk berpartisipasi dalam pendirian laboratorium COVID-19.
Luhut pun memintanya untuk mencari alat PCR, dan biaya yang digunakan untuk membeli alat merupakan donasi. Seto diperintahkan untuk untuk mendonasikan alat tes PCR tersebut ke fakultas kedokteran di sejumlah universitas, karena kampus dinilai memiliki skill untuk menjalankan alat ini. Setelah itu, Seto mencoba untuk menghubungi Dekan Fakultas Kedokteran UI, Unpad, UGM, Unair, Undip, Udayana, dan USU.
"Saya mengirimkan WA kepada mereka dan menjelaskan maksud dan tujuan saya untuk mendonasikan alat PCR ini. Beberapa ada yang merespon dengan cepat, namun beberapa ada yang tidak merespon sama sekali, mungkin dianggapnya prank kali ya," katanya.