Dinpar Sleman Luncurkan Buku Pesona Wisata Bumi Sembada

Ishadi Zayid mengatakan sektor pariwisata telah berkembang di Kabupaten Sleman, terlihat dari kontribusi sektor pariwisata yang semakin meningkat selama 108 tahun Kabupaten Sleman berdiri.

Data tahun 2023 menunjukkan sektor pariwisata memberi kontribusi tidak kurang dari 30 persen pembentukan Pendapatan Asli Daerah (PAD). "Dimana penerimaan pajak (pajak hotel, pajak restoran, dan pajak hiburan) menyumbang tidak kurang dari 97 persen," jelas Ishadi Zayid.

Penerbitan buku dimaksudkan untuk mempromosikan ragam destinasi wisata di Kabupaten Sleman, seperti wisata alam, wisata budaya, wisata petualangan, sport tourism, edu-tourism, wisata kuliner dan cindera mata.

"Buku ini diharapkan dapat menjadi panduan pengenalan beragam destinasi wisata kepada masyarakat umumnya, dan calon wisatawan pada khususnya," kata Ishadi Zayid.

Buku bakal didistribusikan kepada tamu undangan pada saat Upacara Peringatan Hari Jadi ke-108 Kabupaten Sleman, instansi dan OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman, pelaku usaha pariwisata, dan stakeholder pariwisata lainnya.

Peluncuran prangko seri penanda kota, Buk Renteng (Prangko Buk Renteng) merupakan upaya Dinpar Sleman lebih mengenalkan Buk Renteng atau Selokan Van Der Wijck kepada wisatawan nusantara dan mancanegara. Hal ini mengingat jangkauan prangko yang bisa menembus batas waktu dan batas negara. Prangko yang dijual dengan harga Rp3,5 juta, dapat dibeli di kantor pos bersamaan dengan Peringatan Hari Jadi ke-108 Kabupaten Sleman.

Buk Renteng merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang telah ditetapkan Bupati Sleman melalui Keputusan Nomor 72.4/Kep.KDH/A/2022, terletak di Dusun Tangisan, Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel. Bangunan yang dibangun pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, memiliki peran penting menjamin irigasi di salah satu lumbung pangan DIY.