Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi petugas melakukan rapid test (IDN Times/Siti Umaiyah)
Ilustrasi petugas melakukan rapid test (IDN Times/Siti Umaiyah)

Sleman, IDN Times - Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman saat ini sedang menggodok pola terbaik agar kejadian layaknya di Indogrosir tidak terulang kembali di swalayan yang ada di Kabupaten Sleman.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo menjelaskan, saat ini pihaknya tengah memetakan bagaimana sebaiknya agar tidak ada lagi penularan COVID-19 di pusat perbelanjaan lain. Mengingat, di Sleman cukup banyak pusat perbelanjaan, baik yang berskala kecil maupun besar.

1. Kurangnya SDM jadi pertimbangan

Rapid test massal yang diadakan oleh Dinkes Sleman di GOR Pangukan, Sleman. IDN Times/Siti Umaiyah

Joko menjelaskan, pada saatnya, di pusat perbelanjaan memang harus diadakan sampling. Akan tetapi, kurangnya sumber daya manusia dari Dinkes Sleman untuk melayani rapid test massal untuk karyawan pusat perbelanjaan menjadi pertimbangan tersendiri.

"Ada rencana, kita masih mencari pola yang terbaik, karena kita juga harus memperhatikan kondisi SDM. Jujur saja di Sleman pusat perbelanjaan cukup banyak, bahkan mal ada. Mereka pada saatnya memang harus dilakukan sampling," terangnya pada Kamis (14/5).

2. Manajemen bisa inisiatif kerjasama dengan RS swasta

Joko Hastaryo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. (IDN Times/Siti Umaiyah)

Menurut Joko, salah satu opsi yang memungkinkan untuk mengatasi minimnya SDM, dari manajemen pusat perbelanjaan bisa berinisiatif untuk melakukan rapid test secara mandiri. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara menggandeng RS maupun klinik swasta. Nantinya, dari Dinkes Sleman juga bersedia untuk mengawal

"Kita sedang berusaha juga membuat satu mekanisme. Kalau tidak ada yang positif seperti ini, pusat perbelanjaan inisiatif, kita hanya mengawal. Inisiatif beli sendiri, kita diberi tahu yang baik yang mana, nanti kerja sama dengan klinik swasta," ungkapnya.

3. Diharapkan karyawan yang sakit bisa terbuka

Klaster baru COVID-19 di DIY berasal dari Indogrosir. IDN Times/Daruwaskita

Joko berharap, kejadian layaknya di Indogrosir yang disebabkan ketidakterbukaan karyawan yang positif COVID-19 tidak akan terulang lagi ke depannya. Dia pun mengimbau agar setiap orang tidak menutup-nutupi kondisi yang dialaminya, terutama jika berkaitan dengan kesehatan.

"(Awalnya) orang tidak terbuka. Sehingga imbauan kita selanjutnya, kalau berkaitan dengan kondisi kesehatan ya sebaiknya menyampaikan informasi dengan benar jujur, apa adanya. Supaya tidak menimbulkan ekses di kemudian hari," tutupnya.

Editorial Team