ilustrasi pita HIV (freepik.com/master1305)
Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu mengajak masyarakat jika mendapatkan gejala seperti demam berkepanjangan, diare tidak kunjung sembuh, sariawan, sakit kepala, kelelahan. Disertai nafsu makan hilang, nyeri otot, ruam, pembengkakan kelenjar getah benin, segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan agar segera mendapatkan penanganan.
"Walaupun belum memiliki gejala seperti di atas, jika merupakan salah satu dari populasi berisiko, sebaiknya lakukan tes, agar tahu statusnya dan segera tertangani,'' ujarnya.
"Kita sudah melakukan berbagai pencegahan terhadap penularan HIV/AIDS dengan melakukan screening dan pendampingan. Selain itu, puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta juga terbuka bagi warga yang ingin mendapatkan konseling dan edukasi terkait HIV/AIDS. Jika ditemukan pasien terinfeksi HIV/AIDS maka pasien akan mendapatkan pengobatan secara rutin dari puskesmas,'' imbuh Endang.
Pemerintah menargetkan tahun 2030, sebanyak 95 persen ODHA mengetahui statusnya dan 95 persen ODHIV melakukan pengobatan, serta 95 persen ODHIV yang minum obat rutin, virusnya akan tersupresi. Tes viral load yang sebelumnya hanya bisa dilakukan di Rumah Sakit Sardjito menggunakan BPJS secara berjenjang, sekarang bisa dilakukan di puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta.
"Orang yang terkena HIV jika minum obat setiap hari, bisa sehat karena virusnya tersupresi. Untuk melihatnya dibuktikan dengan tes viral load ini. Harapannya ini bisa dimanfaatkan penderita HIV di Kota Yogyakarta dengan mendatangi puskesmas terdekat," jelasnya.