Dinkes Kota Yogyakarta Catat Ratusan Kasus DBD hingga Agustus 2024

Intinya sih...
- Dinkes Kota Yogyakarta mencatat 213 kasus DBD hingga Agustus 2024, terbanyak di Kelurahan Sorosutan dan Wirogunan.
- Masyarakat diminta rutin melakukan program PSN untuk menekan jumlah kasus DBD, dengan menguras bak mandi dan menutup tempat penampungan air.
- Di Kelurahan Gunungketur, pihak kelurahan menggalakkan program PSN dan memberikan bubuk larvasida kepada warga untuk mencegah bertambahnya kasus DBD.
Yogyakarta, IDN Times – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mencatat terdapat ratusan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), hingga bulan Agustus 2024. Masyarakat di Kota Yogyakarta diminta untuk melakukan langkah-langkah pencegahan.
Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi, Dinkes Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu mengatakan bulan Agustus 2024 jumlah kasus DBD di Kota Yogyakarta mencapai 213 kasus. "Paling banyak terdapat di Kelurahan Sorosutan dan Wirogunan. Tahun ini memang lebih banyak dibanding kasus tahun lalu," kata Endang, Selasa (13/8/2024).
1.Pemberantasan sarang nyamuk harus digencarkan
Endang menyambut baik langkah masyarakat yang rutin melakukan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Diharapkan kegiatan rutin warga bisa menekan jumlah kasus DBD.
“Semoga dengan ini kasus DBD di Kota Yogyakarta dapat benar-benar ditekan. Kami meminta kepada masyarakat tetap menggencarkan gerakan 3M, yakni menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, mengubur dan mendaur ulang barang bekas tidak terpakai yang menjadi tempat perkembangbiakan Nyamuk Aedes Aegypti,” ujar Endang.
2.Upaya mencegah kasus DBD di kelurahan
Sebagai upaya mencegah adanya kasus DBD di Kelurahan Gunungketur, Pakualaman, pihak kelurahan menggalakkan program PSN di rumah warga. "PSN dilakukan dengan acara memeriksa tempat penampungan air di rumah warga yang berpotensi menjadi sarang nyamuk," ujar Lurah Gunungketur, Sunarni.
Selain melakukan PSN, pemberian bubuk larvasida kepada warga untuk ditaburkan ke dalam tempat penampungan air untuk membunuh jentik nyamuk.
3. Kasus DBD di Gunungketur selama 2 bulan
Kasus DBD di Kelurahan Gunungketur sejak bulan Juli hingga bulan Agustus 2024 terdapat tiga kasus. "Bulan Juli ada satu kasus, sedangkan Agustus ada dua kasus. Mereka warga RW 09, RW 03, dan RW 06. Untuk mengantisipasi bertambahnya kasus ini, kami rutin menggelar PSN, terutama di tiga RW itu," ungkap Sunarni.
Sunarni meminta warga turut aktif memantau jentik nyamuk di lingkungannya. Menurutnya, keterlibatan aktif masyarakat sangat diharapkan, karena pencegahan DBD bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan partisipasi dari masyarakat. "Minimal seminggu sekali dipantau. Terutama yang memiliki tempat penampungan air, misalnya bak mandi dan vas bunga. Diharapkan dengan kolaborasi ini dapat menekan angka kasus DBD di Kelurahan Gunungketur," imbuhnya.