Dinkes Gunungkidul Klaim Hanya 1 Warga Meninggal Terpapar Antraks

Gunungkidul, IDN Times - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul memastikan warga yang meninggal akibat antraks hingga saat ini hanya satu warga. Hal ini untuk mengklarifikasi pernyataan dari Kemenkes yang menyebutkan warga yang meninggal di Gunungkidul akibat antraks sebanyak tiga orang.
"Satu warga yang meninggal ini dipastikan positif antraks. Hal itu berdasarkan pemeriksaan antraks dari laboratorium di RSUP dr. Sardjito, Yogyakarta,"kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Sidig Hery Sukoco, Rabu (5/7/2023).
Sidig Hery Sukoco menjelaskan dua warga lainnya yang meninggal belum dipastikan karena antraks.
"Sedangkan dua warga lain yang meninggal juga turut mengkonsumi daging sapi yang terpapar antraks, namun belum dilakukan pemeriksaan laboratorium," katanya.
1. Satu warga yang meninggal positif antraks dirawat di RSUP dr. Sardjito
Hery menjelaskan satu warga yang meninggal karena antraks adalah seorang laki-laki berusia 73 warga Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu. Warga Semanu itu sempat dirawat di RSUP dr. Sardjito pada tanggal 1 Juni dan meninggal pada 4 Juni 2023.
"Saat menjalani rawat inap, pasien sudah dinyatakan suspek antraks," ungkapnya.
2. Hasil pemeriksaan ada 87 warga lainnya yang positif antraks
Menurut Hery, setelah mendapatkan informasi dari RSUP dr. Sardjito ada pasien yang meninggal akibat antraks, Pemkab Gunungkidul langsung menerjunkan tim ke Padukuhan Jati. Hasilnya sebanyak 87 warga lainnya berstatus seropositif antraks.
Seropositif antraks artinya pernah terpapar antraks, tapi gejala klinisnya tak kelihatan. Mereka berpotensi sembuh karena di dalam tubuhnya sudah terbentuk antibodi.
"87 warga itu tak bergejala, sudah kami berikan pengobatan juga," ujarnya.
3. Penularan antraks tidak terjadi antar manusia
Sementara Kepala Balai Besar Veteriner (BBVet), Yogyakarta, Hendra Wibawa mengatakan 87 warga yang kemungkinan besar turut mengkonsumsi daging dari sapi yang terindikasi terpapar antraks. Sebab penularan antraks hanya terjadi dari hewan ke manusia karena mengkonsumsi daging, menghirup spora antraks di tanah, serta ada konta antara luka di tubuh manusia dan cairan dari daging tersebut.
"Antraks hanya menular dari hewan ke manusia, tidak antar manusia. Jadi masyarakat tak perlu khawatir berlebihan," katanya.