Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi virus corona (IDN Times/Mardya Shakti)

Gunungkidul, IDN Times - ‎Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul mengakui virus corona varian Delta telah terdeteksi di wilayahnya. Varian tersebut ditemukan dalam sejumlah sampel kasus pasien COVID-19 di Bumi Handayani.

"Yang pasti sudah ada varian tersebut (varian Delta)," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty melalui pesan singkat, Senin (19/7/2021).

1. Penyebaran varian Delta di Gunungkidul belum bisa dipastikan‎

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty. (ANTARA/Sutarmi)

Meski sudah menyebar di Gunungkidul, namun Dewi enggan merinci ada berapa kasus varian Delta yang telah menyerang warga Gunungkidul. Demikian pula terkait penyebaran varian Delta belum bisa diperkirakan.

"Ya tidak bisa diperkirakan, kan hanya sampel yang diperiksa," tuturnya.

2. Mobilitas masih tinggi

ilustrasi mobilitas warga di tengah pandemi COVID-19 (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Masuknya COVID-19 varian Delta ke Gunungkidul, kata Dewi, tidak lepas dari tingginya mobilitas warga. Oleh karenanya Dewi meminta masyarakat harus disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Dengan tingginya mobilitas warga maka varian Delta bisa ada dimana saja," tuturnya.‎

3. Sri Sultan HB X memastikan varian Delta telah masuk di DI Yogyakarta

Gubernur DIY, Sri Sultan HB X.(IDNTimes/Holy Kartika)

Diberitakan sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X memastikan varian Delta telah masuk di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Varian yang berasal dari India ini menjadi salah satu penyebab kenaikan pesat kasus positif di DIY.

"Hasil whole genome sequencing (WGS) SARS-COV-2 menggunakan metode amplican-based dari spesimen COVID-19 yang dilaksanakan Laboratorium WGS Pokja Genetik FK-UGM dengan 25 sampel bulan Juni dan Juli, 20 orang terpapar varian Delta, 11 kasus dewasa dan 9 kasus," katanya melalui keterangan tertulis, Sabtu (17/7/2021).

Sultan mengatakan uji pengetesan ini dilakukan pada tanggal 5 Juli 2021. Selanjutnya, hasil pengetesan dilaporkan oleh Dekan FK-KMK Universitas Gadjah Mada kepada Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 10 Juli 2021.

"Adapun Pemda DIY menerima laporan dan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 14 Juli 2021," ujar Raja Keraton Yogyakarta ini.

Editorial Team