Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dinas Kesehatan Bantul melaksanakan kick off imunisasi Japanese Encephalitis (JE). (IDN Times/Daruwaskita)
Dinas Kesehatan Bantul melaksanakan kick off imunisasi Japanese Encephalitis (JE). (IDN Times/Daruwaskita)

Intinya sih...

  • Program imunisasi JE dimulai di Bantul, target 195.364 anak usia 9 bulan-15 tahun
  • Imunisasi dilakukan selama 2 bulan secara gratis di setiap Puskesmas untuk mencegah penyakit JE
  • GEJALA: Demam tinggi, kejang, kekakuan otot, dan CFR mencapai 11 persen
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bantul, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Dinas Kesehatan resmi memulai program imunisasi Japanese Encephalitis (JE). Acara kick-off digelar di Grand Rohan, Kapanewon Banguntapan, pada Selasa (3/9/2024).

1. Imunisasi JE untuk mencegah penyakit radang otak Jepang

Kepala Dinkes Bantul, Agus Tri Widiyantara. (IDN Times/Daruwaskita)

Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Tri Widiyantara, menyatakan bahwa kick off imunisasi Japanese Encephalitis (JE) dilakukan serentak di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta, termasuk di Kabupaten Bantul.

"Sasaran kick off itu tak lain anak-anak usia 9 bulan sampai 15 tahun dengan sasaran sejumlah 195.364 anak. Lalu, introduksi imunisasi JE dilaksanakan selama dua bulan atau pada 3 September-31 Oktober 2024," katanya.

Ia menambahkan, imunisasi JE juga akan dilakukan di setiap Puskesmas secara gratis selama dua bulan. Program ini bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit JE atau radang otak yang disebabkan oleh virus dari hewan dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Culex.

"Berdasarkan data Kemenkes RI ada 143 kasus JE yang tersebar di 11 provinsi Indonesia selama 2014-2021. Di DIY sendiri ada 13 kasus namun untuk Kabupaten Bantul belum ditemukan kasus JE. Kasus JE ini menimpa anak usia di bawah atau sama dengan usia 15 tahun," tambahnya.

2. Gejala terkena penyakit Japanese Encephalitis

Dinas Kesehatan Bantul melaksanakan kick off imunisasi Japanese Encephalitis (JE). (IDN Times/Daruwaskita)

Agus menjelaskan bahwa gejala seseorang yang terinfeksi Japanese Encephalitis (JE) biasanya dimulai dengan demam tinggi mendadak, kejang, dan kekakuan otot.

"Lalu terdapat kelemahan anggota badan (flaccid), dan penurunan kesadaran selama kurang lebih 1-3 minggu, bahkan bisa terjadi kematian," paparnya.

Agus menambahkan, Case Fatality Rate (CFR) untuk penyakit ini mencapai 11 persen, dengan angka tertinggi pada anak usia di bawah 10 tahun.

"Saat ini belum ada obat untuk penyakit Japanese Encephalitis, namun penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi (PD3I)," katanya.

3. Segenap komponen diharapkan bersinergi menyukseskan imunisasi JE

Sekda Bantul, Agus Budi Raharja. (IDN Times/Daruwaskita)

Sekda Bantul, Agus Budi Raharja, mengajak seluruh forkopimda, panewu, lurah, tokoh masyarakat, dan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama bersinergi dan berkolaborasi demi menyukseskan imunisasi JE.

"Imunisasi JE untuk yang pertama menyasar anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun dan yang kedua menyasar anak usia 10 bulan hingga 15 tahun," ucapnya. "Pemkab Bantul pernah berhasil menanggulangi COVID-19 yang begitu dahsyat sehingga hari ini urusan imunisasi JE harusnya lebih sukses, lebih lancar dan lebih melindungi anak-anak kita generasi yang akan datang," tambah dia.

Editorial Team