Din Syamsuddin (IDN Times/Margith Juita Damanik)
Din sendiri menilai gelombang demonstrasi yang muncul belakangan ini adalah alamiah ketika rentetan kondisi ketidakwajaran menyeruak dan mengancam rakyat.
Menurutnya, sah-sah saja pendemo apabila menentang isu penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden, kenaikan harga BBM, kelangkaan minyak goreng, hingga mega proyek Ibu Kota Negara (IKN) di tengah masa pandemi COVID-19.
"Itu adalah ritual demokrasi yang dalam konteks Indonesia dijamin oleh konstitusi, khususnya Pasal 28 tentang adanya kebebasan berpendapat dan berekspresi. Kalau mahasiswa kemarin atau terakhir ini di berbagai daerah bangkit menyuarakan, saya melihatnya sebagai sesuatu yang bukan hanya wajar tapi memang mendesak," paparnya.
"Tentu asalkan jangan anarkis dan jangan terprovokasi untuk berbuat anarkisme. Itu sering susah untuk dihindari kalau demo di Indonesia," pungkasnya.
Ade Armando dikeroyok oleh sekelompok massa aksi unjuk rasa 11 April 2022 digelar di depan gedung MPR/DPR Senayan, Jakarta Pusat. Belum diketahui apa yang menjadi penyebab Ade dikeroyok.
Sejauh ini, Polda Metro Jaya sudah berhasil menangkap dua dari enam pelaku pengeroyokan yang diidentifikasi. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes (Pol) Endra Zulpan mengatakan kedua pelaku ditangkap di dua lokasi berbeda.
Pelaku berinisial K ditangkap di daerah Jonggol. Sedangkan, MB dicokok di daerah Jakarta Selatan.