Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

30 Anak Muda Jogja Jadi Dimas Diajeng, Gusti Putri Ingatkan Tak Sekedar Tampilan

Pembekalan Dimas Diajeng. (Dok. Istimewa)

Yogyakarta, IDN Times - Sebanyak 30 Finalis Dimas dan Diajeng Kota Yogyakarta mengikuti sesi pembekalan bersama GKBRAA Paku Alam dengan tema 'Dari Paguyuban Ke Pangabdian'. Gusti Putri menegaskan, menjadi Dimas Diajeng bukan sekadar tampil menawan dalam balutan busana adat, tetapi berperan sebagai penyambung nilai dan duta budaya yang relevan.

“Dimas Diajeng bukan hanya menyambut tamu, tetapi menyambung makna. Budaya bukan hanya untuk dipajang, tetapi untuk dihidupkan,” tegas Gusti Putri, saat menyampaikan materi yang dilaksanakan di Hotel SM Tower Maliboro, Yogyakarta, Kamis (12/6/2025).

1. Dimas diajeng tidak sekadar tampil fasih dan rapi dalam seremoni

GKBRAA Paku Alam. (Dok. Istimewa)

Gusti Putri turut menekankan, menjadi Dimas Diajeng bukanlah sekadar tampil fasih dan rapi dalam seremoni, melainkan membawa misi menjadi wajah yang mencerminkan nilai, suara yang menyampaikan budaya, serta tindakan yang memberikan kebaikan.

“Ketika kita berbicara tentang Yogyakarta, maka kita tidak sedang membahas sekedar kota dengan bangunan bersejarah. Kita sedang membicarakan tingkah laku, darah hidup, dan falsafah.” ujar Gusti Putri.

2. Anak muda adalah harapan bangsa

Pembekalan Dimas Diajeng. (Dok. Istimewa)

Gusti Putri juga mengingatkan pemuda dan pemudi adalah harapan bangsa. Dalam istilah Jawa, dikenal prinsip “Sawiji, Greget, Sengguh, lan Ora Mingkuh” yang menjadi fondasi pembentukan karakter pemuda paripurna.

Sawiji mengandung makna kesatuan pikiran dan hati dalam satu tujuan yang mengajarkan pentingnya integritas dan fokus. Greget menggambarkan semangat hidup yang konsisten dan tenangi. Sengguh bukan sekedar percaya diri, tetapi keyakinan yang dibungkus dengan kerendahan hati. Sementara, Ora Mingkuh berarti keteguhan hati dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan. Empat nilai ini menjadi pegangan utama bagi Dimas Diajeng dalam menjalani peran sebagai teladan generasi muda.

3. Bangun jejaring kepemudaan

Pembekalan Dimas Diajeng. (Dok. Istimewa)

Selain itu, salah satu peran Dimas Diajeng, yakni berkembang menjadi jejaring kepemudaan yang berkontribusi secara lokal, nasional, bahkan global. Di tengah derasnya arus globalisasi dan penyebaran informasi lintas negara, Dimas Diajeng menjadi semakin strategis. "Di tengah generasi yang haus makna, Dimas Diajeng menjadi titik temu antara tradisi dan masa depan. Kalian bisa menjadi jembatan antarbudaya, antarwilayah, bahkan antarbangsa, selama nilai-nilai yang kalian pegang tetap teguh,” tutur Gusti Putri.

Ia pun berharap Dimas Diajeng tidak hanya hadir sebagai wajah budaya Jogja, tetapi juga sebagai penggerak perubahan yang bersumber dari akar budaya, dengan semangat kolaborasi, dan visi global. Dalam diri merekalah, Jogja menitipkan harapan masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us