Warga Bantul Perlu Waspadai Ancaman La Nina di Samudera Pasifik

EWS longsor yang dipasang di zona merah masih minim

Bantul, IDN Times - ‎Memasuki musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul meminta masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi ancaman La Nina di Samudera Pasifik yang bisa mengakibatkan anomali cuaca di Kabupaten Bantul.

Baca Juga: Petani di Kalasan Gunakan Teknologi Drone untuk Semprot Hama

1. Dampak La Nina ditandai dengan angin kencang dan hujan dengan intensitas tinggi‎

Warga Bantul Perlu Waspadai Ancaman La Nina di Samudera PasifikKepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul,Dwi Daryanto. IDN Times/Daruwaskita

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto mengatakan dampak La Nina bisa berupa angin kencang disertai dengan hujan deras dengan intensitas lebih tinggi. Akibatnya potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor juga semakin tinggi.

"Ketika hujan dengan intensitas tinggi maka potensi banjir hingga tanah longsor bisa terjadi," katanya, Selasa (13/10/2020).

2. Langkah-langkah yang harus dilakukan masyarakat mengantisipasi angin kencang dan banjir

Warga Bantul Perlu Waspadai Ancaman La Nina di Samudera PasifikIlustrasi Longsor (IDN Times/Mardya Shakti)

Potensi banjir, kata Dwi harus diwaspadai dengan membersihkan sampah di sungai maupun saluran irigasi untuk mencegah terjadinya banjir. Sedangkan antisipasi angin kencang yakni dengan mulai memangkas atau memotong pohon yang sudah rapuh yang berpotensi tumbang.

"Itu semua menjadi keharusan yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko bencana ketika angin kencang datang dan hujan dengan intensitas tinggi mengguyur," terangnya.

3. Ada 2.235 kepala keluarga yang tinggal di daerah zona merah longsor‎

Warga Bantul Perlu Waspadai Ancaman La Nina di Samudera PasifikIlustrasi pengecekan EWS tanah longsor. bpbd.magelangkab.go.id

Terkait potensi bencana tanah longsor, saat sudah ada 10 early warning system yang dipasang pada daerah yang rawan longsor. Semua EWS longsor sudah dipantau dan dalam kondisi masih baik. Namun demikian dengan hanya 10 EWS dinilai masih sangat minim.

"Jangkauan EWS juga masih terbatas yakni hanya bisa mengcover maksimal jarak satu hingga dua kilometer saja,"tuturnya.

Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh BPBD tahun 2019 yang lalu, ada sekitar 2.235 kepala keluarga di Bantul yang tinggal di zona merah tanah longsor.

"Karena EWS masih terbatas maka sebaiknya warga sering melakukan pemantauan situasi dan kondisi dilingkungan masing-masing. Apa bila ada tanda-tanda bencana sudah bisa melakukan evakuasi ke tempat yang aman,"katanya.‎

Baca Juga: Masuk Musim Hujan, Petani Kalasan Mulai Aktivitas Tanam Padi

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya