Tingkatkan Populasi Sapi, DKKPP Bantul Berikan Inseminasi Buatan

Larang penyembelihan sapi betina usia produktif

Bantul, IDN Times - ‎Pemkab Bantul bertekad menaikkan jumlah populasi hewan sapi. Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Bantul, akan melakukan inseminasi buatan untuk meningkatkan jumlah populasinya. 

Baca Juga: Pemda DIY Akan Siapkan Tempat Karantina Khusus untuk Pemudik

1. Populasi di Kabupaten Bantul saat ini mencapai 63 ribu

Tingkatkan Populasi Sapi, DKKPP Bantul Berikan Inseminasi BuatanANTARA FOTO/Rahmad

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Pemkab Bantul, Joko Waluyo mengatakan salah satu cara meningkatkan populasi sapi, adalah melakukan kawin suntik sapi atau inseminasi buatan yang diberikan gratis kepada peternak sapi.

"Tahun 2020, ini populasi sapi di Kabupaten Bantul mencapai 63 ribu, harapannya dengan kawin suntik sapi secara gratis bisa meningkatkan populasi sapi di Bantul," ucapnya, Rabu (1/4).

2. Pantau rumah penyembelihan hewan‎

Tingkatkan Populasi Sapi, DKKPP Bantul Berikan Inseminasi BuatanIDN Times/Humas Pemkab Kutim

Pihaknya juga memantau rumah penyembelihan hewan (RPH) di Kabupaten Bantul untuk mengantisipasi penyembelihan sapi betina. 

"Ada larangan sapi betina dalam usia subur untuk disembelih dan ada ancamannya. Namun ada juga yang masih nekat menyembelih sapi betina yang subur," tuturnya.‎

Saat ini populasi sapi yang paling banyak di Kabupaten Bantul berada di Kecamatan Imogiri, Piyungan, Dlingo dan Pleret.

"Sebagian besar populasi sapi di Bantul berada di tangan petani. Sedangkan peternakan sapi dengan sistem profesional (penggemukan sapi) masih sangat terbatas," terangnya.

3. Hewan kurban saat Idul Adha masih mendatangkan dari luar daerah

Tingkatkan Populasi Sapi, DKKPP Bantul Berikan Inseminasi BuatanHewan kurban.IDN Times/Daruwaskita

Saat Idul Adha, Bantul masih mendatangkan hewan kurban dari luar daerah. Hal ini dipicu kebiasaan petani sapi di Bantul, enggan untuk menjual hewan ternaknya. 

 "Sapi bagi petani dianggap sebagai harta, hanya akan dijual ketika mereka membutuhkan uang dalam jumlah banyak. Seperti kebutuhan sekolah anak atau kebutuhan yang mendesak lainnya serta biaya yang cukup besar. Oleh karena itu stok diambil dari luar." 

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Disinfektan Tidak Boleh Disemprotkan ke Tubuh

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya