Ternak yang Suspek PMK di Bantul Tembus 460 Ekor

Polsek Srandakan dan Puskeswan gencarkan sosialisasi PMK

Bantul, IDN Times - ‎Jumlah ternak di Kabupaten Bantul yang mengalami gejala mengarah ke Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus meningkat. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul mencatat sepekan yang lalu terdapat 272 ekor ternak yang suspek PMK. Namun, pada hari ini, Kamis (8/6/2022) jumlah ternak suspek PMK mencapai 460 ekor.

Baca Juga: Dampak PMK, Harga Sapi di Bantul Naik hingga Rp4 Juta

1. Ternak yang suspek PMK terbanyak dari Kapanewon Pleret‎

Ternak yang Suspek PMK di Bantul Tembus 460 EkorKepala DKPP Kabupaten Bantul, Joko Waluyo. (IDN Times/Daruwaskita)

Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, mengatakan dari 460 ternak yang suspek PMK terbanyak adalah ternak sapi yang disusul ternak domba. Mereka tersebar di 12 kapanewon dari 17 kapanewon yang ada di Kabupaten Bantul.

"Yang jelas saat ini ternak yang dinyatakan positif PMK sebanyak 35 ekor ternak terdiri dari ternak sapi 30 ekor dan sisanya lima ekor ternak domba," ujarnya, Rabu (8/6/2022).

Sementara, ternak yang suspek PMK terbanyak di Kapanewon Pleret. Hal itu disebabkan di Kapanewon Pleret terdapat sentra penyembelihan sapi dan juga domba untuk kuliner sate klatak.

"Di Pleret itu kan banyak tempat penyembelihan hewan jadi wajar jumlah ternak yang suspek PMK paling banyak di Pleret," katanya.

2. Hal yang harus dilakukan peternak agar ternak tidak terpapar PMK‎

Ternak yang Suspek PMK di Bantul Tembus 460 EkorPemberian suntikan vitamin agar ternak sapi tetap sehat dan daya tahan tubuh ternak meningkat.(IDN Times/Daruwaskita)

DKPP melalui Puskewan Sanden bekerja sama dengan Polsek Srandakan turut menggencarkan sosialisasi PMK kepada para peternak sapi. Salah satunya terkhadap Kelompok Ternak Sapi Sidodadi di Padukuhan Krajan, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan.

Petugas dari Puskewan Sanden, drh. Titih Wahyaningtyas, saat memberikan sosialisasi terkait PMK kepada peternak di Kelompok Ternak Sapi Sidodadi, mengatakan di Kapanewon Srandakan sampai hari ini belum ditemukan ternak positif PMK. Namun, di Kapanewon Sanden sudah ada tiga ekor sapi yang positif PMK.

"Meski belum ditemukan kasus namun peternak harus mewaspadai penularan PMK karena PMK itu ibarat COVID-19," ujarnya.

Menurutnya, agar ternak tidak terpapar PMK maka biosecurity harus ditingkatkan. Antara lain dengan menghindari lalu lintas orang di kandang maupun keluar masuk ternak jika tidak diperlukan, serta desinfeksi bagi kendaraan angkutan ternak sebelum masuk dan keluar kawasan kandang.

"Kalau misalnya mengenai kasus maka peternak sudah mengetahui ciri-cirinya terpapar PMK. jika menemukan maka segera lapor dini ke Poskeswan sehingga penanganannya lebih cepat dan kesembuhan lebih efektif dan lebih cepat," ujarnya.

Mendekati hari raya Idul Adha, peternak yang akan berkurban disarankan mengambil hewan dari wilayah terdekat (Kapanewon Srandakan) dan menghindari mengambil ternak dari luar.

"Kalau tetangga yang mau jual hewan untuk kurban silakan dibeli saja. Toh jika mengambil ternak dari luar minta ternak tersebut dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan dari asal ternak," ucapnya.

Jika waktu pemotongannya masih lama, hewan kurban juga tidak boleh dijadikan satu dengan kandang kelompok. Harus ada tempat atau kandang isolasi bagi hewan kurban.

"Jangan dicampur karena akan meningkatkan risiko terpapar PMK dari luar," ucapnya.

Selain itu, setiap seminggu sekali peternak juga diminta melakukan penyemprotan kandang dengan desinfektan. Diusahakan tidak satu merek yang dapat menimbulkan kekebalan pada virus.

"Kami dengan Polsek Srandakan terus menggencarkan sosialisasi terkait PMK ke kandang-kandang kelompok. Kemarin kita sudah sosialisasi ke kandang kelompok di Babakan kemudian Bibis dan hari ini di kandang kelompok Krajan," tuturnya.

3. Kelompok peternak diminta meningkatkan protokol kesehatan PMK‎

Ternak yang Suspek PMK di Bantul Tembus 460 EkorPenyemprotan desinfektan pada kandang sapi agar virus mati.(IDN Times/Daruwaskita)

Ketua Kelompok Kandang Sidodadi, Suparjiman, mengatakan pihaknya tidak mendatakan ternak baru dari luar sejak merebaknya PMK hingga saat ini. Ternak yang ada saat ini merupakan ternak yang sudah dipelihara cukup lama. Sebagian besar merupakan indukan dan anakan sapi.

Sementara untuk sapi pejantan dewasa jumlah sangat sedikit karena Kelompok Kandang Sidodadi fokus untuk breeding.

"Ada beberapa sapi pejantan dewasa yang memang rencananya akan dijual untuk kurban namun kita fokus untuk breeding saja," katanya.

Dirinya mengaku sudah minta kepada semua peternak untuk meningkatkan dan patut para protokol kesehatan untuk PMK.

"Jadi di sini ini justru banyak ternak yang keluar khususnya anakan sapi," ujarnya.

4. Polsek Srandakan bersama Puskewan Sanden edukasi peternak terkait PMK‎

Ternak yang Suspek PMK di Bantul Tembus 460 EkorPlt. Kapolsek Srandakan, AKP Sutrisno.(IDN Times/Daruwaskita)

Sedangkan Plt. Kapolsek Srandakan, AKP Sutrisno, mengatakan pihaknya datang bersama dengan petugas dari Puskeswan Sanden untuk memberikan sosialisasi dan edukasi terkait wabah PMK yang kini sedang merebak di Bantul.

"PMK ini penyebarannya sangat cepat. Jika tidak dikendalikan dengan pencegahan maka dikhawatirkan banyak ternak yang terpapar akibat ketidaktahuan masyarakat atau peternak tentang gejala PMK," ujarnya.

Selain sosialisasi dan edukasi, petugas Puskeswan Sanden yang memiliki wilayah hingga Kapanewon Srandakan ini juga memberikan obat-obatan dan vitamin agar ternak agar daya tahan tubuh ternak meningkat.‎

Baca Juga: Harga Cabai Rawit di Bantul Makin Menggigit, Per Kilo Tembus Rp90 Ribu

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya