Sosok Daery Farras, Kembangkan Motif Batik untuk Anak Muda

Saat Lebaran, penghasilannya mencapai Rp50 juta

Bantul, IDN Times -Seorang anak muda di Jogja menciptakan motif batik kontemporer, dan mampu mendapatkan penghasilan hingga puluhan juta rupiah per bulannya.  

Daery Farras, menjalankan usaha orangtuanya untuk mengembangkan motif batik bagi anak muda yang dirintis sejak tahun 2006. 

1. Kembangkan motif batik yang disukai anak muda

Sosok Daery Farras, Kembangkan Motif Batik untuk Anak MudaPemilik galeri Barik Farras,Daery Farras.(IDN Times/Daruwaskita)

Ditemui di Galeri Batik Farras, sekaligus tempat produksi batik yang berada di Jalan Kolonel Sugiono, Deresan, Ringinharjo, Bantul, Daery mengaku di kampung tempat tinggalnya, banyak perajin batik namun motif yang dibuat kurang diminati oleh generasi muda. 

"Potensi atau peluang pasar itu saya manfaatkan dengan memproduksi batik dengan desain kontemporer untuk memenuhi pasar batik bagi generasi muda," ujarnya, Minggu (25/2/2024).

2. Desain batik yang dijual merupakan karya Daery

Sosok Daery Farras, Kembangkan Motif Batik untuk Anak MudaBaju batik motif kontemporer yang semakin diminati anak muda.(IDN Times/Daruwaskita)

Konsep motif batik kontemporer dengan warna yang cerah mulai dikembangkannya selama waktu lima tahun terakhir. Menurutnya keuntungan yang didapatkan cukup menjanjikan.

"Ada peningkatan penjualan batik motif kontemporer dengan menyasar generasi muda. Kita juga menambah pekerja karena pesanan meningkat," ucapnya.

Kain untuk memproduksi batik miliknya, Daery mengaku menggunakan bahan primissima. Terkadang ia menggunakan sutera untuk memenuhi pesanan. "Kalau pembuatan batik kontemporer step by step, paling cepat dalam satu proses seminggu baru bisa jadi. Semuanya saya desain sendiri," katanya.

Baca Juga: Cerita Rianty Batik Bikin Batik yang Dilirik Kalangan Muda

3. Lebaran menjadi saat yang dinanti

Sosok Daery Farras, Kembangkan Motif Batik untuk Anak MudaBatik motif kontemporer yang semakin diminati anak muda.(IDN Times/Daruwaskita)

Penjualan batik saat ini tak hanya di wilayah Jogja, ia mengaku sudah mencapai Papua. "Pemasaran sampai seluruh Indonesia tapi fokusnya di Jogja ini. Luar Jawa paling banyak Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Di luar Jawa biasanya penjual, jadi batiknya dijual lagi," ujarnya.

Lebaran menjadi momen yang ditunggu oleh pemuda berusia 23 tahun ini. Dalam satu bulan mampu meraup puluhan juta rupiah. "Paling ramai itu akan Lebaran. Ya kalau dihitung-hitung saat ramai paling bisa Rp40 hingga Rp50 juta untuk satu bulan," lanjut Farras.

Kain batik kontemporer produksinya dibanderol mulai Rp100 ribu sampai Rp250 ribu. Sedangkan batik tulis murni sekitar Rp200 ribu per dua meter.

"Tapi yang paling kencang itu yang Rp150 ribu. Itu batik kombinasi cap dan tulis masih bentuk kain. Kalau baju menyesuaikan model. Bisanya laki-laki Rp150 hingga Rp300 ribu," katanya. 

Baca Juga: Sm-art Batik Asal Jogja Jadi Pelopor Batik Halal di Indonesia

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya