Sepanjang 2023, 64 Warga Gunungkidul Terpapar Leptospirosis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gunungkidul, IDN Times - Hingga awal bulan Oktober 2023, sebanyak 64 orang warga Gunungkidul terkonfirmasi leptospirosis. Tiga di antaranya meninggal dunia.
Jumlah tersebut merupakan jumlah paling tinggi dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Penyakit ini sendiri disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira interrogans, yang kerap ditularkan melalui kencing tikus.
1. Ada potensi kenaikan kasus leptospirosis
Dinas Kesehatan Gunungkidul mencatat pada tahun 2018-2020 temuan kasus leptospirosis mencapai tak lebih dari 16 kasus setiap tahunnya. Sementara, pada tahun 2021 meningkat menjadi 17 kasus dan pada tahun 2022 mencapai 31 kasus.
"Pada tahun 2023 sampai awal bulan Oktober mencapai 64 orang. Masyarakat diminta tetap waspada sebab ada potensi kenaikan," kata Kepala Dinas Kesehatan, Gunungkidul, Dewi Irawati, Jumat (6/10/2023).
2. Petani diminta memakai alat pelindung diri saat beraktivitas di sawah
Dewi meminta kepada petani saat beraktivitas menggunakan alat pelindung diri seperti sepatu boot, sarung tangan, hingga baju lengan panjang. Selain itu menjaga kebersihan lingkungan sehingga tidak menjadi tempat persembunyian tikus yang menjadi penyebab penularan penyakit leptospirosis.
"Kita sudah menginstruksikan agar satgas one health untuk segera melakukan pencegahan maupun penanganan menekan laku penyebaran leptospirosis," ucapnya.
Baca Juga: Krisis Air di Gunungkidul Meluas, 16 Kapanewon Terdampak
3. Cara penularan dan gejala leptospirosis
Dewi menjelaskan, leptospirosis ditularkan melalui luka pada bagian tubuh. Gejalanya antara lain panas, muncul rasa sakit di badan, serta mual dan muntah tergantung daya tahan tubuh.
"Leptospirosis bisa menyebabkan kematian jika yang diserang bagian ginjal," tuturnya.
Baca Juga: Belasan Wisatawan Pantai Gunungkidul Tersangat Ubur-Ubur beracun